“Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu ni’mat yang banyak. Maka dirikanlah salat karena Tuhanmu dan sembelihlah hewan . Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yangg terputus (dari Rahmat Allah”).[TQS.AL KAUTSAR(108):1-3]
Pondok Betung, 6 November 2011 Masehi
10 Dzu Al Hijjah 1433 Hijriyah
Afwan sangat telat Saudara-saudara untuk “meluncurkan” note ini. Karena adanya kepentingan yang perlu perhatian khusus. Bagaimana Idhul Qurban Antum/na kemarin? Ada makna yang didapatkah? Ataukah hanya sekedar lewat aja kayak daging kurban yang melewati perut kita?
Kali ini ingin sekali hati ini berbagi tentang NIAT HIDUP BAGI MANUSIA. Manusia hidup di dunia pasti akan menjalankan peran mereka masing-masing. Ada yang menjalankan peran seorang “pemburu” dunia. Ada yang berperan “pemburu”akhirat. Dan ‘’pemburu-pemburu” lainnya. Niatan itulah yang membedakan kualitas kita di mata Allah. Kualitas di mata manusia dan Allah tentu berbeda. Ada sebuah kisah yang sangat mengesankan bagi hati kita, akan saya ceritakan sedikit.
Alkisah ada seorang sahabat yang meninggal malam-malam (afwan Ana lupa nama beliau). Rasulullah yang belum mengetahuinya ternyata dibangunkan Oleh Malaikat Jibril dan meminta agar jenazah disolatkan dan dikuburkan malam itu juga. Rasulullah bertanya kenapa begitu tergesa-gesa, apalagi dimalam yang dingin banyak sahabat lain yang sulit untuk dihubungi. Apa jawab Malaikat Jibril, “Tidak Ya Rasulullah, karena sudah menunggu sepuluh malaikat yang sebelumnya tidak pernah turun ke bumi, berdiri di depan pintumu hanya untuk menyolatkannya.”
Rasulullah terperanjat, beliau bangkit dan menanyakan apa amalan dari sahabat tersebut hingga membuat sepuluh malaikat yang tak pernah turun ke bumi itu berkenan di malam yang dingin untuk hadir menyolatkan. Jawab Malaikat Jibril, “Karena dia HIDUP UNTUK ALLAH.”
Subhanallah, maukah kita merasakan nikmat seperti itu??^^
Hiduplah untuk Allah, wahai Sahabatku!!
Hiduplah untuk yang Maha Hidup, karena Dia-lah Sang Pencipta, Pengatur dan Pemilik kehidupan ini.
Banyak dari kita hidup untuk “yang lain”. Hidup untuk urusan hal di dunia, yang membuat kita mengesampingkan urusan kita kepada Allah. Sungguh dzalim yang sangat nyata yang seharusnya kita hindari.
Hidup untuk Allah artinya menyerahkan, meniatkan dan mengutamakan Allah dalam segala langkah hidup kita. Tak gampang memang, namun itulah ujian kehidupan yang sering kita hadapi, yaitu dilema antara pilihan mengutamakan keselamatan kehidupan dunia kita atau kehidupan akhirat kita. Contoh nyata adalah ketika anda dituntut bekerja melewati waktu solat, mana yang anda utamakan? Melanjutkan pekerjaan ataukah berhenti agar segera mengawalkan solat?
Dilema bukan anda untuk memutuskannya? Namun sebuah kisah inspiratif begitu sangat dicontohkan oleh beliau Nabi Ibrahim AS dan putranya Nabi Ismail AS. Bagaimana beliau diuji Allah agar menyembelih putra pertama dan kesayangannya tersebut. Beliau begitu tegar dan sabar menerima dan menjalankan wahyu dari Allah tersebut. Hingga akhirnya Allah menggantikan rasa cinta Nabi Ibrahim yang begitu besar kepada Allah dengan menggantikan seekor domba untuk disembelih.
Kelulusan Nabi Ibrahim tidak hanya dalam melaksanakan perintah Allah tetapi juga dalam kebijaksanaannya menyampaikan perintah itu kepada anaknya yang sangat dicintainya. Beliau tidak langsung mengambilnya tiba-tiba dan tidak pula mencari kelengahan atau dengan taktik intimidasi. Meskipun Ibrahim memiliki kekuatan yang banyak tetapi beliau tidak menggunakan kekuatan agar anaknya bertekuk lutut di hadapannya. Perintah Allah disampaikannya dengan transparan penuh argumentasi Ilahiah.
Sedangkan Nabi Ismail anak yang patuh dan mengerti kedudukan orang tuanya dan posisinya sebagai anak ia tidak membangkang dan tidak bimbang. Nabi Ismail memberikan jawaban yang memancarkan keimanan tawaddu dan tawakkal kepada Allah bukan untuk menonjolkan kepahlawanan atau kegagahan mencari popularitas. Ia tidak melakukan unjuk rasa yang konfrontatif tanpa mengindahkan akhlakul karimah atau dengan kekerasan untuk memprotes kehendak bapaknya.
Sungguh dua tokoh bapak dan anak ini merupakan uswah hasanah bagi umat manusia. Sebuah teladan betapa utamanya mengutamakan cinta kepada Allah, ikhlas dan tulus kepada Allah. Dan uswah syariat. Syariat yang diwahyukan kepada Nabi Ibrahim, bahkan syariat Nabi Muhammad SAW merupakan syariat yg dulunya telah diwahyukan Allah kepada Ibrahim. Maka kita menyembelih hewan qurban di hari Idhul Adha ini termasuk meneladani sunnah Ibrahim sebagaimana sabda Nabi SAW, Sunnatu abikum Ibrahim.
Hidup untuk Allah, sebuah prinsip yang seharusnya ada dalam sanubari setiap muslim. Hidup hanya untuk Sang Pencipta, mengutamakan Allah di atas apapun. SEperti Nabi Ibrahim yang lebih memilih menjalankan perintah Allah walaupun perintah itu adalah menyembelih anaknya sendiri (padahal seperti yang kita tahu, Nabi Ismail adalah putra pertamanya. Namun cinta kepada Allah yang tulus dan kuat dalam dada beliau tak gentar walaupun setan menggoda. Akhirnya apa balasan dari Allah wahai Saudara muslim? Akhirnya Allah menggantikan ketulusan Nabi Ibrahim dengan cinta-Nya yang Agung, yaitu tidak jadi menyembelih Nabi Ismail, justru digantikan dengan seekor domba yang gemuk.
Hingga saat ini lah syariat menyembelih hewan kurban dilaksanakan, untuk mengenang “pengorbanan”, pengorbanan apa? Yaitu pengorbanan Nabi Ibrahim untuk memilih Allah daripada menyelamatkan kenikmatan dunianya. Subhanallah, jadi begitulah makna kurban atau Idhul Adha sebenarnya.
Makna bahwa kita harus mengutamakan cinta kepada Allah dibandingkan cinta kepada dunia, HIDUP UNTUK ALLAH.
SUDAHKAH ANDA MEMERIKSA DIRI, HATI, DAN IMAN ANDA??
TANYAKAN, SUDAHKAH AKU HIDUP UNTUK ALLAH DALAM SETIAP LANGKAHKU???
Mari selalu mengoreksi diri kita dan orang lain, saling mengingatkan dalam kebaikan dan kesabaran. Jangan takut atau enggan menyampaikan kebaikan kepada orang lain hanya karena kita belum melaksanakannya, INGAT Saudaraku!
HIDAYAH ALLAH DAPAT HADIR SETIAP WAKTU, MAKA PERCEPATLAH AGAR HIDAYAH ITU SEGERA DATANG!!!^^
Ya Allah, himpunkanlah kami ke dalam golongan yang ingat kepada-Mu
Selalu dalam agama dan syariat yang telah Engkau tunjukkan
Aamiin
Maaf, Ane telat lagi me-upload catatan saya, karena ada beberapa hal yang membuat menunda, semoga bermanfaat bagi Saudara-saudara.
Mari saling menginspirasi!!!^^
TeguhRevolutioner®
@teguhleader
Note ASLI KARYA SAYA