“Allah,
Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu)
sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah
kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya
dan Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa.” (TQS. AR-RUUM[30]: 54)
Yarhamukallah..semoga antum/na selalu dalam limpahan rahmat
Allah terutama nikmat iman dan kesehatan. Nikmat iman agar selalu memberdayakan
waktu dengan maksimal dan penuh manfaat dan nikmat kesehatan agar jasmani kita
selalu mendukung ruh kita untuk beramal dengan maksimal dan total. Seperti
nasihat Rosulullah bahwa dua nikmat yang sering terlewat dari manusia adalah
nikmat kesehatan dan nikmat waktu luang.
Assalamu’alaikum warohmatullah...^^
Ahad Pon, 3 Februari 2012
“Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat
keluh kesah lagi kikir.” (TQS. AL-MA’AARIJ[70]:
19)
Mengeluh, siapa yang tak pernah mengeluh
dengan kehidupan dunia ini coba’? Hampir setiap waktu, mengeluh adalah sebuah
tindakan yang kita lakukan saat menghadapi keadaan hidup yang melelahkan,
menjemukan ataupun menerima keadaan yang tidak seperti harapan.
Subhanallhah...
Mengeluh memang tampaknya memang menjadi
sunnatullah seperti yang difirmankan Allah Ta’ala dalam suroh Al Ma’aarij diatas.
Artinya kebiasaan yang umum dan “berpotensi ada” pada setiap diri manusia.
Mengeluh bolehkah?
Boleh saja bagi kita untuk mengeluh, karena
itu adalah asasi kita. Namun jangan sampai keluhan kita itu merugikan orang
lain (membuat orang lain tidak nyaman alias membuat tudak tenang) ataupun
jangan sampa keluhan tersebut mendzalimi kita sehingga membuat kita semakin
terpuruk dan parahnya semakin kufur dengan nikmat.
Tentang mengeluh, saya punya sedikit inspirasi
dari sebuah hobi saya. Saya mempunyai salah satu hobi diantara sekian kesukaan
saya yaitu nge-gym atau olahraga
angkat beban. Sudah menjadi impian yang manusiawi bagi setiap kaum adam
tentunya untuk memiliki badan yang ideal, gak kurus amat dan gag gendhoet
banget..haha. Ya minimal ada enam kotak di perut. Tapi saya tidak akan membahas
ke situ, ada hal lain yang bagus untuk diceritakan. Secara teknis, angkat beban
itu adalah “pemaksaan” bagi otot tubuh untuk mengerjakan suatu beban diluar
kebiasaan (extraordinary weights), sehingga dari pemaksaan itu tadi akan memacu
perkembangan otot serta pembakaran lemak pada otot. Secara biologis, otot yang
bekerja diluar kebiasaan itu sama artinya dengan “merusak” sebuah tatanan yang
aman damai toto tentrem loh jinawe.hehe. Sekilas pandang memang ngeri ya,
sesuatu yang sudah tertata nyaman malah kita rusak. Dan biasanya ditandai
dengan badan kita sakit semua setelah latihan angkat beban ini, terutama bagi
yang baru pertama melakukannya. Dan hal ini yang membuat kita menjadi malas
lagi untuk angkat beban biasanya, saya punya pengalaman waktu pertama kali nge-gym. Memang setelah angkat beban itu tak
tersasa dampak dari over contraction
dari otot saya, tapi setelah bangun tidur pagi mau bangun tu wah-wah...sakit
semua dari lengan, dada, punggung semua bagian yang kemarin “dirusak”,
sampai-sampai untuk solat pun bergerak dengan gerakan yang amat pelan.
Namun justru inilah “awal yang bagus”, awal
yang bagus bagi tubuh untuk “merekonstruksi ulang" bentuk otot melalui protein. Sehingga
orang yang menginginkan bentuk tubuhnya ideal tak hanya sekedar angkat beban
dan asal rusak otot doang, namun juga harus di-backup dengan nutrisi yang memadai dan cukup.
Artinya apa?
Sahabat Revolutioner, seperti itulah
kehidupan kita.
Tanpa kita sadari, hal seperti ilustrasi
saya di atas sering kita alami dalam kehidupan ini. Kita sudah dalam keadaan
nyaman, barangkali sudah kecukupan lah. Dan sudah menjadi sunnatullah pula bagi
setiap manusia menginginkan dirinya untuk menjadi dan menempatkan dirinya pada
posisi yang lebih baik (bahkan kalau bisa yang paling baik diantara manusia
yang lain). Hal ini yang memaksa manusia untuk bergerak kesana kemari, sibuk
ini dan itu, aktif ikut ini dan itu.
Namun yang menjadi dilemanya adalah tanpa kita
sadari kesibukan-kesibukan tersebut justru menjadi alasan kita untuk mengeluh
bahkan kufur nikmat. Coba ambil contoh, sebagai seorang mahasiswa tentu kita
diutus orang tua sekolah adalah agar kita semakin berwawasan bijak. Sama
konsepnya, pikiran kita ini artinya kita “paksakan” agar berpikir. Dengan jalan
bersekolah tadi itu, dengan bersekolah, latihan dan belajar serius maka tak
ayal diri dan nurani kita pun akan lebih mulia dengan ilmu-ilmu tersebut. Sama
hal nya dengan nge-gym tadi, kita
akan mendapatkan otot byceps ataupun tryceps yang indah jika kita mau “menyiksa
kedua bgian otot kita tersebut. Kalau kita Cuma tiduran di rumah, bengong,
membiarkan otot kita di zona nyaman, yah bagaimana mau terebentuk kalau begitu.
Sahabat Revolutioner yang saya cintai,
Seringkali kita mengeluh dan mengeluh pada
setiap usaha pemuliaan dan pembaikan diri kita. Saat otot sudah kita paksa
untuk tidak di zona nyaman, kita justru akan lebih terfokus pada rasa sakit
yang muncul setelah latihan. Dan akhirnya apa? Membuat kita malas untuk latihan
lagi...nyerah.
Padahal jika kita tak menghiraukan rasa
sakit itu dan lebih brkonsentrasi pada pmberian nutrisi yang baik, akan membuat
otot tubuh kita jauh lebih baik. Sama sahabat, ketika dalam usaha pemuliaan
kita menemukan kejenuhan, kegagalan, kesuntukan, kegundahan ataupun kegalauaan
sungguhlah bukan langkah yang bijak jika lantas kita memutuskan menyerah atau
banting stir kesana kemari.
Life
is not easy!
Tidak ada hidup di dunia ini yang mudah,
penuh tantangan dan resiko. Hanya orang yang tak pernah ragu dengan
keputusannya lah yang akan berhasil. Lantas bagaimana?
Tak
usah mengeluh!
Cari nutrisi hidup yang tepat agar “otot kehidupan”
kita terbentuk dengan baik dan sempurna. Rasulullah telah meninggalkan dua
nutrisi yang sangat kompleks kandungannya untuk “tubuh” kita. Al Quran dan
Sunnah Rosulullah, adalah dua peninggalan dari Rosulullah untuk membimbing kita
kepada pemuliaan, tidak hanya pemuliaan dunia saja namaun juga peuliaan
akhirat.
Tak usah
risau!
Menikmati rasa sakit itu memang menantang,
secara mindset kita bisa memaksa hati agar tetap “tersenyum” walaupun sakit,
namun secara perasaan dan rasa hal itu sulit untuk dibuang.
Ya bagaimana tidak sulit, soalnya kita
rasakan sih. Coba saja kita cuek dengan rasa sakit itu, ibaratnya kayak dibius
lah. Matikan syaraf-syaraf rasa sakit dan berilah nutrisi pada rasa sakit itu.
Kalau dalam gym, jika otot kita sakit kita cukup rest sejenak dan ekstrim lagi yaitu dengan “memaksa” otot kita untuk angkat beban yang lebih berat. Karena apa, ibaratnya kita sakit karena mengangkat beban 10 kg, jika pengen sakit karena beban 10 kg itu hilang, maka angkatlah beban yang lebih berat lagi.
Kalau dalam gym, jika otot kita sakit kita cukup rest sejenak dan ekstrim lagi yaitu dengan “memaksa” otot kita untuk angkat beban yang lebih berat. Karena apa, ibaratnya kita sakit karena mengangkat beban 10 kg, jika pengen sakit karena beban 10 kg itu hilang, maka angkatlah beban yang lebih berat lagi.
Jangan
menyesal!
Sahabat Revolutioner, tentu jalan pemuliaan akan kita dapat
dengan membaikkan diri. Membaikkan diri ini tak kan kita dapat jika kita
selamanya ada dalam kamar zona nyaman. Bagaimana kita bisa mengenal matematika
jika kita tak pernah mau bersekolah. Kira-kira seperti itu ilustrasinya.
Segala masalah, kagundahan yang kita alami itu adalah buah
tindakan kita. Terlepas apapun itu, pastikanlah bahwa tindakan kita itu
adalah tindakan pemuliaan diri kita,
jangan sesali, jangan resahkan, dan jangan keluhkan. Karena itulah jalan yang
kita ambil untuk memuliakan diri kita!!!Sepakat??!
Tak akan memiliki tubuh yang ideal jika selepas latihan saya
mengeluh sakit, tak kan menjadi hebat jika alasan rasa sakit setelah nge-gym membuat kita beralibi makan
sepuasnya tak diatur dan tidur seharian karena capek. Tak kan menjadi hebat!!
Ingat....Tak kan menjadi hebat dengan mengeluh!!! Sepakat???!!!
“Dan
sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, yaitu: Bersyukurlah kepada
Allah. Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia
bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka
sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji." (TQS. LUQMAN[31]: 12)
*Terkadang
saya malu untuk menyampaikan risalah-risalah ini semua karena diri saya yang
masih banyak kurang, salah dan belum bisa sempurna melaksanakan kebaikan.Namun
bagi saya itu tak menjadi halangan untuk saling menginspirasi. Karena Rasul
mengajarkan untuk saling mengingatkan dan menasihati. Maka dari itu saya mohon
maaf jika keburukan itu tampak di depan saudara sekalian. MARI MENGINSPIRASI^^
@teguhleader
*artikel karya saya ini dapat anda lihat pula di akun facebook saya: Teguh Setyawan (Al Kazim)
"TeguhRevolutioner", semangat be-revolusi untuk lebih baik dan peduli.