Kompleks Meteo Dephub, 18 Oktober 2011
Pondok Betung, Tangerang Selatan
Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati,
padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang
yang beriman. (QS.Ali 'Imraan:139)
Bagaimana kabar antum/na? Semoga Allah senantiasa merahmati dan memberi nikmat kesehatan dan kesempatan kepada kita. Sehingga Saudara sekalian dapat menyempatkan diri dan hati “mampir” membaca note saya di akun facebook ataupun blog saya.
Sebelumnya saya minta maaf, hampir tiga minggu lamanya saya tidak mengunggah catatan saya. Karena ada aktifitas di sekolah, OSPEK/MADABINTAL. Banyak pembelajaran positif di sana, insyaallah akan saya uraikan kata jiwa saya tentang hikmah-hikmah di sana nanti secara berseri pada note-note berikutnya.
Kali ini saya akan menguraikan sedikit uneg-uneg saya, bertemakan tentang bagaimana menikmati dan berteman dengan masalah. Semoga bermanfaat dan menginspirasi.
Saudaraku sekalian, seringkali kita merasa beban yang sedang kita alami adalah sangat berat, bahkan paling berat diantara beban yang dimiliki oleh orang lain. Orang memiliki kecenderungan suka menceritakan beban, kesulitan, atau masalahnya kepada orang sembari
meyakinkan ataupun menampakkan orang lain bahwa bebannya yang paling berat. Menurut anda, Apa itu membantu?
Menceritakan beban kepada orang terdekat atau yang terpercaya mungkin akan meringankan, tetapi kalau ke banyak orang justru malah tidak baik. Dari pada bercerita ke sana ke mari tentang beban kita, mengapa tidak bercerita dan mengadu kepada Allah SWT saja kah???
Adakah rasa malu, saat kita menghadapi kesulitan, kita bersedih dan langsung bersikap lemah? Kita hanya diam, menyerah, dan berbicara mengeluarkan berbagai alasan-alasan mengapa kita menyerah. Kita menyalahkan orang lain, lingkungan, atau kondisi di sekitar kita. Alasan-alasan ini menurut saya justru menampakkan bukti kelemahan kita, bukti bahwa kita tidak kuat menghadapi berbagai masalah yang muncul.
Saudara muslim/ah, ingatlah bahwa Allah melarang kita bersikap lemah dan bersedih. Kita harus tetap tegar sekokoh batu karang dan tidak bersedih atas segala kesulitan dan beban yang
menghimpit. Hapuslah air mata, bangunlah dari tidurmu. Bangkitlah, karena kita sesungguhnya kuat untuk menghadapi berbagai cobaan yang menerpa kita.
Bersikap lemah dan larut dalam kesedihan tidak akan memberikan solusi bagi kita. Berharap belas kasihan? Tidak menjamin lebih baik, malah bisa saja kita ditertawakan oleh orang lain. Kesedihan justru akan memadamkan api energi dalam tubuh kita untuk bertindak dan berkarya. Bukankah diam ini justru akan membuat masalah berlarut-larut? Ya kan?
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia
mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa
(dari kejahatan) yang dikerjakannya. (TQS. AL BAQOROH[2]:286)
Ayat ini memberikan kekuatan kepada kita untuk lebih percaya diri dalam
menjalani hidup ini. Kita percaya, bahwa diri kita sudah diberikan kekuatan untuk
menghadapi masalah bagaimana pun beratnya menurut ukuran kita. Kita juga
yakin, bahwa Allah tidak akan memberikan beban yang melebih kemampuan
kita.
Justru, saat kita mendapatkan masalah yang berat, sangat berat, bahkan paling
berat dibanding masalah yang dihadapi orang, ini menunjukan bahwa kita
memang memiliki kemampuan yang lebih. Sebuah ilustrasi mudahnya, seorang anak SD tentu hanya akan diberikan soal ujian untuk SD, sementara seorang mahasiswa akan mehadapi
ujian untuk tingkat perguruan tinggi. Harusnya kita malu, jika kita menyerah
dengan ujian yang kita hadapi. Jangan-jangan, ujian yang diberikan adalah untuk
level SD, sementara orang lain menghadapi ujian level perguruan tinggi dan
mereka mampu menghadapinya.
Saya merumuskan tiga resep menghadapi masalah yang saya koarkan selalu di hadapan rekan-rekan OSPEK saya kemarin, HADAPI, HAYATI, NIKMATI.
HADAPI, masalah tak kan kunjung ada solusi jika kita hanya berdiam diri, jadi…hadapilah dengan keyakinan dan strategi yang mantap. HAYATI, tak ada yang berlalu sia-sia di dunia ini, bahkan tindak buruk sekalipun. Cerdas dan pekalah, hayati segala yang menghadang kita. Adakah maksud tersembunyi dari Allah? Kita harus mampu untuk menangkap maksud Allah. NIKMATI, rasakan dan nikmatilah ketika menghadapi masalah. Jangan tegangkan pikiran, namun tenanglah dan bijak.
Masalah tidak akan selesai hanya dengan ditangisi, kita harus kuat dan bertindak mengatasi masalah tersebut. Bukannya diam lemah sambil bersedih hati yang justru akan menambah kesemasan demi kecemasan dalam diri kita. Langkah kita akan gamang, tak jelas arah, dan ujung-ujungnya kita malah tidak akan peduli lagi dengan apa yang akan terjadi, menyerah dan pasrah. Bangkitlah kawan, hapus air matamu, dan kuatkan dirimu.
SEGERA ACTION KAN LANGKAHMU!!!^^
JANGAN HANYA BERDIAM DIRI, BERSEMANGATLAH KAWAN!!!^^
Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat
sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan
kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami
memikulnya.
*Terkadang saya malu untuk menyampaikan risalah-risalah ini semua karena diri saya yang masih banyak kurang, salah dan belum bisa sempurna melaksanakan kebaikan.Namun bagi saya itu tak menjadi halangan untuk saling menginspirasi. Karena Rasul mengajarkan untuk saling mengingatkan dan menasihati. Maka dari itu saya mohon maaf jika keburukan itu tampak di depan saudara sekalian. MARI MENGINSPIRASI^^
*artikel karya saya ASLI, penambahan info dari berbagai sumber.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar