Bismillah Arrohman arrohiim
arrosyiid…
Medan Perjuangan, 13 Mei 2012
“Dan janganlah sekali-kali mereka
dapat menghalangimu dari (menyampaikan) ayat-ayat Allah,
sesudah ayat-ayat itu diturunkan kepadamu, dan serulah mereka kepada (jalan)
Tuhanmu, dan janganlah sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang
mempersekutukan Tuhan.” [TQS AL
QOSSHOSH(28): 87]
Beberapa hari
lalu seri pertama note saya yang
berjudul … telah ane upload, dan
beberapa dari Antum barangkali sudah membaca dan memahaminya, dan barangkali
pula sudah membaca namun tak paham-paham pulu maksudnya gimana, hehe. Namun setidaknya, Antum semua sudah membacanya
daripada belum. Hehe ( bagi yang belum, silahkan buka website saya)
Dalam note pertama kemarin tak jauh dan kurang memaparkan
sedikit tentang betapa dahsyat potensi yang ada dalam diri tiap pemuda. Serta
sangat perlunya pemuda zaman sekarang untuk segera bangkit, bangun dan membentuk mental yang
ksatria layaknya seorang samurai dengan mental bushido-nya.
Pada momen yang
singat ini saya ingin melanjutkan apa yang terputus kemarin. Yaitu bagaimana mengkomunikasikan ide kreatif kita, karena sebuah langkah
yang cukup cerdas dan bijak bagi kita adalah dengan mengkomunikasikan pesan
kebaikan dengan segala peran yang kita jalani sekarang. Apapun peran anda
sekarang, sampaikan dengan ketulusan dan beretika. Energi positif yang kita
tebarkan Insyaallah akan mampu membawa perubahan positif sedikit demi sedikit.
“Tidakkah
kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik
seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke
langit,” [TQS IBROHIM(14): 24)
Nah,
Allah saja telah membuat perumpamaan kalimat baik yang terucap ataupun tertulis
dengan perumpamaan yang mulia yaitu bagai pohon baik yang cabangnya menjulang
ke langit dengan akar yang kokoh. Seharusnya hal ini menjadi inspirasi dan
renungan kita setiap akan melepaskan “anak panah” dari lisan kita, jangan
sampai anak panah yang menyakitkan dan buruk yang lepas dari lisan kita.
Seberapa pentingnya kita perlu
mengetahui etika berkomunikasi yang tepat?
Menurut
saya, dengan mengetahui etika yang tepat kita akan mudah dalam megkomunikasikan
ide-ide kita kepada publik atau orang lain. Karena banyak pemikiran yang
sebenarnya mampu mengguncangkan dunia
namun karena tidak dikomunikasikan dengan baik, akhirnya hanya sebatas
ide saja tanpa action, lihatlah Bung Karno dan rekan seperjuangan beliau
lainnya, mereka adalah potret bagaimana mengkomunikasikan ide-ide dalam pikiran
mereka. Inspiratif lagi yaitu bagaimana seorang Rasulullah Muhammad mampu
mengkomunikasikan pesan-pesan Allah dengan begitu sangat indah dan
sempurna padahal seperti kita tahu
beliau adalah sosok yang tidak bisa membaca dan menulis. Jika Rasulullah saja
yang ummi mampu mengutarakan ide
dengan penuh etika dan tepat sasaran, bagaimana dengan kita yang hidup di zaman
sekarang dandiberi nikmat dapat membaca
dan menulis ? Jleb, Tentunya adalah
renungan yan sangat menyentak hati kita.
Dalam
sebuah seminar, seorang pembicara pernah menyampaikan bahwasanya angka buta
huruf di Indonesia di tahun 1945-an mencapai kurang lebih 95%, dan angka ini
alhamdulillah terus menurun menjadi 17% hingga tahun 2012 ini. Jika kita
telisik, ternyata keterbatasan sumber daya manusia yang hebat akan membuat
suatu bangsa terpuruk alias terbelakang, hal ini memang benar karena bangsa
yang “terbelakang” tak berorientasi ke depan, tak punya impian dan yang pasti TAK MAMPU MENGKOMUNIKASIKAN IDE MEREKA
DENGAN BERETIKA, sehingga kesemuanya hanya angan kosong dalam benak mereka
dan akhirnya mudahlah diombang-ambing bangsa lain yang lebih berdaya.
Kenapa tidak mau menyampaikan
pendapat?
Nah pertanyaan
ini yang sering ada dalam benak saya ketika ada teman yang menyampaikan
curhatan ataupun ide hebat dalam pikiran mereka. Ternyata ada fitrah dalam diri
manusia yaitu rasa takut dan malu, namun tampaknya ada salah penyikapan
terhadap dua fitrah ini, salah penyikapan dan penempatan. Sangat bagus jika rasa
takut dan malu tersebut ”dipakai” saat akan melakukan perbuatan yang benar dan
mulia, namun tak malu atau takut ketika melakukan perbuatan yang syubhat dan
nyata salah serta munkarnya. Masyaallah.
Ada dua alasan
penyebab kita sedikit berpendapat:
1. Takut jelek, fitrah kita sebagai manusia adalah rasa ingin dihargai,
dipuji dan eksis yang seringkali fitrah ini mengambuhkan penyakit riya’, ujub, dan hasud.
Apalagi sudah menjadi
tabiat kita bangsa Indonesia jika ada yang bertindak salah pasti akan menjadi
perbincangan dan bahan tertawaan, Hal ini semakin mengasah rasa takut jelek
atas apa yang ada dalam pikiran dan hati kita.
2.
Takut salah, jika rasa takut jelek
sudah terpatri dalam mindset kita,
tentu rasa takut salah akan muncul pula dalam benak kita. Rasa takut salah juga
akan muncul ketika kita tidak yakin dengan ide-ide kita.
Bagaimana membentuk mental berani berpendapat?
Sekali lagi
pendidikan mental yang hebat akan datang dari kekuatan cinta, bukan pada
kekuatan untuk memaksa. Mental berpendapat yang baik akan terbentuk jika kita
mempunyai ruhiyah yang baik. Mengapa? Karena pemberi sekaligus pemilik
kemuliaan adalah Allah, jadi sudah selayaknya kita meminta pada yang punya.
“Barang siapa
yang menghendaki kemuliaan, maka bagi Allah-lah kemuliaan itu
semuanya. Kepada-Nya lah naik
perkataan-perkataan yang baik dan amal yang saleh dinaikkan-Nya. Dan
orang-orang yang merencanakan kejahatan bagi mereka azab yang keras, dan
rencana jahat mereka akan hancur.” [TQS
AL FATHIR(35): 10]
Membentuk
ruhiyah dapat diawali dengan merutinkan amalan sunah setelah wajib. Solat malam
adalah hal yang sangat efektif, kemuliaan untuk yang sering qiyamullail.Kemuliaan dari Allah akan
“memberatkan” perkataan kita artinya Allah akan memberikan rahmat-Nya agar
segala yang keluar dari lisan kita adalah perkataan yang mulia. Setelah ruhiyah
adalah membentuk mental kepercayaan. Membentuk mental ini sangat gampang hanya
perlu keberanian dan bumbu kerja keras sedikit. Yaitu kita harus berani
menyampaikan suara, ide kita kepada publik baik itu lisan ataupun tulisan.
Bagaimana jika ragu dengan kualitas ide kita, inilah perlunya kerja keras tadi.
Kita harus banyak mencari wawasan dan ilmu untuk mendukung ide-ide kita. Dewasa
ini kita sangat dimudahkan, tak perlu jauh ke perpustakaan ataupun membeli buku
yang mahal, di berbagai situs dunia maya dapat kita temukan inspirasi yang
begitu banyak dan rupa-rupa, tinggal kerja keras kita saja.
Setelah mental
terbentuk yaitu mental ruhiyah dan kepercayaan, hal final adalah adalah ACTION. Segera implementasikan dalam
setiap kesempatan sehari-hari. Tak ragu dan tak malu asal benar sampaikan saja
Saudaraku!^^
“Dan
katakanlah kepada hamba-hamba-Ku: "Hendaklah mereka mengucapkan perkataan
yang lebih baik (benar). Sesungguhnya syaitan itu menimbulkan perselisihan di
antara mereka. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia.” [TQS AL ISROO’ (17):
53]
Hal Pelengkap
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyampaikan
pendapat ataupun ide kita agar ide-ide tersebut tersampaikan dengan efektif dan
tepat sasaran.
1. Sampaikan sesuai
situasi dan tempat yang tepat, hal ini memang perlu
latihan. Kita perlu melatih diri kita agar lebih memahami keadaan yang tepat.
Karena tidak dapat dipungkiri. Penyampaian pada momen yang tidak tepat tak akan
mampu tepat sasaran.
2. Sampaikan dengan etika
dan indah berseni, sebagai orang timur
tentu kita tahu etika apa yang mengiringi kita ketika berbicara. Dimulai dari
etika pakaian, nada, gesture, dan
tatapan mata. Semua harus dilandasi dengan etika dan tulus sehingga akan
meningkatkan kualitas diri kita.
3. Terkoordinir, artinya suara kita harus tersatukan dalam massa yang besar.
Kebanyakan demonstrasi sekarang kurang efektif karena kurangnya pemfokusan
massa, semua pihak berdemonstrasi dan terpecah belah. Hal ini sangat rawan
tumbuh adu domba diantaranya.
Kalo kita jeli
menelisik, dalam berbagai perlombaan cabang olahraga yang single kita bangsa Indonesia selalu juara, coba antum ingat
bulutangkis kita juara hingga level dunia, catur, renang dan berbagai
perlombaan lainnya. Namun bagaimana dengan sepakbola, basket,
voli?hehe…tampaknya kita masih selalu tersisih di awal-awal babak penyisihan.
Kenapa Saudaraku? Tampaknya memang kita
tidak terbiasa untuk bekerjasama, kita tak terbiasa berbicara dalam perbedaan
dan kita kurang terbuka sesama saudara kita sendiri.
Kita cenderung
menutup diri dan semaunya sendiri. Apalagi jika sudah tak sepaham dan
berseberangan pikiran dengan yang lain. Pasti yang terjadi adalah konflik,
kalaupun tak konflik aka nada gap (jarak)
antarkedua belah pihak.
“Berbeda adalah hal yang biasa, jangan tanggapi pemicu kemarahan.
Perbedaan antara bertengkar dan berdebat hanya dalam niatnya.”
Masihkah Antum
menutup diri wahai Saudaraku? Menutup diri dan menyukai perjuangan dalam
kesendirian?
Hanya Antum
sendiri yang mampu menjawab pertanyaan ini.
======*
Harapan saya
dengan adanya note yang ringkas ini dapat menjadi inspirasi bagi
Saudaraku sekalian yang membaca, bahwasanya menyuarakan kebenaran itu adalah
kewajiban. Namun ada yang perlu diingat, kita hidup ini penuh dengan aturan.
Jadi sudah selayaknya pula KITA WAJIB memperhatikan
etika dan seni dalam berbicara. Sungguh ironis ketika saya melihat ataupun
mendengar bagaimana pemuda kita menyuarakan pendapat mereka tanpa penuh etika. Apalagi
itu dilakukan oleh kaum pemuda akademisi dan disertai tindakan dzalim yang
merusak. Sungguh itu mental yang belum terbentuk dan buruk. Mari kita biasakan
berkata benar, bertanggungjawab dan beretika.
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu
kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar.” [TQS AL AHZAB(33): 70]
Mau berbicara
tentu juga mau mendengar, harmonisasi dalam hidup adalah salah satu seni dlam
menjalani kehidupan di dunia ini. Harmonisasi kebaikan tentunya. Tak usah kita
saling mengutamakan siapa yang benar, jika itu memang benar dan sesuai syariat/
aturan mari kita jalankan dengan kesadran yang tinggi, sesuai firman Allah:
“…yang
mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya. Mereka
itulah orang-orang yang telah diberi Allah petunjuk dan mereka itulah
orang-orang yang mempunyai akal.” [TQS
AZ ZUMAR(39): 18]
Demikian
tadi sebagai kesimpulan.
Siapkah Anda
untuk menyuarakan ide dan mimpi Anda sekarang???
Berlatihlah, berusahalah dan bertawakallah kepada Allah semata.
Berlatihlah, berusahalah dan bertawakallah kepada Allah semata.
Ala bisa
karena biasa.
Ala biasa
karena sering melakukannya.
Sering
melakukannya karena mau mengawalinya.
“Ready to change, set the goal, and go workout.”
TeguhRevolutioner
corp. mengajak semua elemen untuk menebarkan energi positif yang beretika. Mari
kita wujudkan masyarakat yang bermental positif.
SalamRevolusioner!
Semangat Akurat!^^
Semangat Akurat!^^
Karya ASLI
saya, dapat Anda lihat di website saya http.//www.teguh-be-leader.blogspot.com