Mbloro, 25 Agustus 2012
Kesenjangan ekonomi tampaknya tidak
dapat dihindari. Negara maju sekelas Jepang, Cina Amerika Serikat pun
tak mampu lepas dari kesenjangan ekonomi. Kesenjangan ekonomi adalah
terjadinya ketimpangan dalam distribusi pendapatan antara kelompok
masyarakat berpenghasilan tinggi dan kelompok masyarakat
berpeghasilan rendah (hendrakuswandi.blogspot.com). Kesenjangan
ekonomi dan kemiskinan adalah satu paket masalah besar yang paling
mendominasi negara-negara berkembang.
Pengamat ekonomi berpendapat, kelompok
masyarakat yang sangat kaya masih menjadi penyokong utama dalam
pertumbuhan ekonomi di Indonesia yaitu melalui konsumsi rumah tangga
mereka. Hal ini memperjelas bahwa orang yang sangat kaya ternyata
memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia.
Kesenjangan ekonomi ini pulalah yang
memancing lahirnya jiwa-jiwa pengeluh,sombong, dan acuh terhadap
orang lain. Baik itu si kaya ataupun si miskin seolah saling acuh.
Yang kaya merasa dirinya cukup sehingga terjangkitlah jiwa sombong
dalam hati mereka, hal itu ditambah dingan sikap acuh tidak mau
memberikan kemanfaatan kepada golongan yang membutuhkan, dia
berpikir seolah harta yang ia punya adalah hasiil jerih payah
sendiri, “Enak aja loe minta!”, begitu mungkin gumam dalam
hati mereka.
Yang miskin juga tak jauh beda, merasa
dirinya penuh kekurangan itulah dijadikan alasan untuk “mengeluh”
pada Allah, mengeluh dan tiada hari tanpa mengeluh. Seolah lafadz
“Alhamdulillah yaa Robb” itu teramat sulit untuk diucap.
Lebih lanjut mereka akan mudah terpengaruh pikirannya untuk melakukan
tindakan kriminal demi terpenuhinya kebutuhan hidup mereka.
Kaya dan miskin bukan lah suatu
kebetulan, keduanya bisa jadi adalah sebuah ujian dari Allah kepada
kita. Ujian untuk mengetahui kualitas hati kita, apakah kita
memasukkan diri kita sebagai golongan ahli syukur atau yang kufur
nikmat. Sehingga apabila kita lulus ujian ini, berkah hidup akan kita
dapatkan. Fiddunya wal akhirot. Insyaallah.
Dan saya kira pun semua orang akan
sepakat untuk menolak yang namanya kemiskinan, karena sudah menjadi
fitrah manusia menyukai sesuatu yang menyenangkan dan menentramkan.
Namun sudah menjadi keputusan Allah bahwasanya keseimbangan di dunia
ini memang ada. Jika ada yang miskin maka akan ada yang kaya, ada
yang baik ntuk mengimbangi hadirnya yang buruk, ada yang menjadi
atasan dan ada yang menjadi bawahan. Semua itulah rupa-rupa
keseimbangan dunia. Karena jika dunia ini hanya dipenuhi kebahagiaan
saja, itu namanya surga. Begitu pula dunia ini jika penuh kesusahan
saja itu namanya neraka. Dan dunia kita ini bukan keduanya dan
merupakan ada di anatara keduanya.
“Khoirunnas yanfa’uhum linnas”,
sebaik-baiknya manusia yaitu yang bermanfaat bagi sebagian
mereka. Jadilah orang yang bermanfaat, sudah seharusnya yang kaya
akan menjadi baik dan bermanfaat dengan kekayaannya yaitu jika mereka
dapat memberikan manfaat atas kekayaan mereka kepada yang miskin.
Begitu pula yang miskin, seharusnya tak perlu malu ataupun mengeluh
dengan keadaannya. Jangan sampai kita merendahkan diri dengan
menjadi seorang peminta-minta biarpun kita miskin secara ekonomi.
Jadilah pribadi yang kaya hati walaupun secara keduniawian sangat
kurang. Janganlah menjadi pribadi yang selalu mengeluh dengan keadaan
ataupun menyombongkan diri karena sudah hidup berkecukupan.
Manusia ini diciptakan Allah sebagai
makhluk sosial. Yaitu sebagai makhluk yang akan hidup bersama-sama
dengan orang lain. Ibarat biarpun kita kaya harta namun kita tak
punya saudara, tetangga maka kebahagiaan pun tak kan terasa. Sudah
sepatutnya kita bersyukur dan mememlihara sifat persaudaraan ini
bersama muslim yang lainnya.
Semoga sekelumit opini revolusioner ini
mampu membangkitkan kepercayaan diri serta jiwa rendah hati
rekan-rekan semua. Banggalah atas nikmat yang diberikan Allah,
syukuri dengan menjaganya.
Jika mengeluh tidak masuk kategori
solusi dari setiap masalah, maka sudah sepatutnya kita tak perlu
menghadirkan tindak tanduk keluhan ini kapanpun dan dimanapun.
Terkadang kita baru bisa bersyukur
setelah melihat penderitaan orang lain. Pada saat itulah kita sadar
bahwa kita termasuk orang yang beruntung.
SalamRevolutioner!!!^^
===================================================
Tulisan karya saya, silahkan menyebarkan kepada yang lain jika bermanfaat.
FOLLOW: @teguhleader
TeguhRevolutioner© , Revolusikan diri ke arah lebih baik!!!
*Artikel ini dapat pula saudara muslim/ah lihat di akun saya FB: Teguh Setyawan