Sabtu, 12 Mei 2012

Komunikasi Beretika dan Berseni (serial "Komunikasikan Ide Anda", part 2-akhir)


Bismillah Arrohman arrohiim arrosyiid…
Medan Perjuangan, 13 Mei 2012

Dan janganlah sekali-kali mereka dapat menghalangimu dari (menyampaikan) ayat-ayat Allah, sesudah ayat-ayat itu diturunkan kepadamu, dan serulah mereka kepada (jalan) Tuhanmu, dan janganlah sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan.” [TQS AL QOSSHOSH(28): 87]

Beberapa hari lalu seri pertama note saya yang berjudul … telah ane upload, dan beberapa dari Antum barangkali sudah membaca dan memahaminya, dan barangkali pula sudah membaca namun tak paham-paham pulu maksudnya gimana, hehe. Namun setidaknya, Antum semua sudah membacanya daripada belum. Hehe ( bagi yang belum, silahkan buka website saya)
Dalam note  pertama kemarin tak jauh dan kurang memaparkan sedikit tentang betapa dahsyat potensi yang ada dalam diri tiap pemuda. Serta sangat perlunya pemuda zaman sekarang untuk segera  bangkit, bangun dan membentuk mental yang ksatria layaknya seorang samurai dengan mental bushido-nya.

Pada momen yang singat ini saya ingin melanjutkan apa yang terputus kemarin. Yaitu bagaimana mengkomunikasikan  ide kreatif kita, karena sebuah langkah yang cukup cerdas dan bijak bagi kita adalah dengan mengkomunikasikan pesan kebaikan dengan segala peran yang kita jalani sekarang. Apapun peran anda sekarang, sampaikan dengan ketulusan dan beretika. Energi positif yang kita tebarkan Insyaallah akan mampu membawa perubahan positif sedikit demi sedikit.

“Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit,” [TQS IBROHIM(14): 24)

Nah, Allah saja telah membuat perumpamaan kalimat baik yang terucap ataupun tertulis dengan perumpamaan yang mulia yaitu bagai pohon baik yang cabangnya menjulang ke langit dengan akar yang kokoh. Seharusnya hal ini menjadi inspirasi dan renungan kita setiap akan melepaskan “anak panah” dari lisan kita, jangan sampai anak panah yang menyakitkan dan buruk yang lepas dari lisan kita.

Seberapa pentingnya kita perlu mengetahui etika berkomunikasi yang tepat?
 
Menurut saya, dengan mengetahui etika yang tepat kita akan mudah dalam megkomunikasikan ide-ide kita kepada publik atau orang lain. Karena banyak pemikiran yang sebenarnya mampu mengguncangkan dunia  namun karena tidak dikomunikasikan dengan baik, akhirnya hanya sebatas ide saja tanpa action, lihatlah Bung Karno dan rekan seperjuangan beliau lainnya, mereka adalah potret bagaimana mengkomunikasikan ide-ide dalam pikiran mereka. Inspiratif lagi yaitu bagaimana seorang Rasulullah Muhammad mampu mengkomunikasikan pesan-pesan Allah dengan begitu sangat indah dan sempurna  padahal seperti kita tahu beliau adalah sosok yang tidak bisa membaca dan menulis. Jika Rasulullah saja yang ummi mampu mengutarakan ide dengan penuh etika dan tepat sasaran, bagaimana dengan kita yang hidup di zaman sekarang  dandiberi nikmat dapat membaca dan menulis ? Jleb, Tentunya adalah renungan yan sangat menyentak hati kita.

Dalam sebuah seminar, seorang pembicara pernah menyampaikan bahwasanya angka buta huruf di Indonesia di tahun 1945-an mencapai kurang lebih 95%, dan angka ini alhamdulillah terus menurun menjadi 17% hingga tahun 2012 ini. Jika kita telisik, ternyata keterbatasan sumber daya manusia yang hebat akan membuat suatu bangsa terpuruk alias terbelakang, hal ini memang benar karena bangsa yang “terbelakang” tak berorientasi ke depan, tak punya impian dan yang pasti TAK MAMPU MENGKOMUNIKASIKAN IDE MEREKA DENGAN BERETIKA, sehingga kesemuanya hanya angan kosong dalam benak mereka dan akhirnya mudahlah diombang-ambing bangsa lain yang lebih berdaya.

Kenapa tidak mau menyampaikan pendapat?

Nah pertanyaan ini yang sering ada dalam benak saya ketika ada teman yang menyampaikan curhatan ataupun ide hebat dalam pikiran mereka. Ternyata ada fitrah dalam diri manusia yaitu rasa takut dan malu, namun tampaknya ada salah penyikapan terhadap dua fitrah ini, salah penyikapan dan penempatan. Sangat bagus jika rasa takut dan malu tersebut ”dipakai” saat akan melakukan perbuatan yang benar dan mulia, namun tak malu atau takut ketika melakukan perbuatan yang syubhat dan nyata salah serta munkarnya. Masyaallah.

Ada dua alasan penyebab kita sedikit berpendapat:
1.      Takut jelek, fitrah kita sebagai manusia adalah rasa ingin dihargai, dipuji dan eksis yang seringkali fitrah ini mengambuhkan penyakit riya’, ujub, dan hasud.
Apalagi sudah menjadi tabiat kita bangsa Indonesia jika ada yang bertindak salah pasti akan menjadi perbincangan dan bahan tertawaan, Hal ini semakin mengasah rasa takut jelek atas apa yang ada dalam pikiran dan hati kita.
2.      Takut salah, jika rasa takut jelek sudah terpatri dalam mindset kita, tentu rasa takut salah akan muncul pula dalam benak kita. Rasa takut salah juga akan muncul ketika kita tidak yakin dengan ide-ide kita.

Bagaimana membentuk mental berani berpendapat?

Sekali lagi pendidikan mental yang hebat akan datang dari kekuatan cinta, bukan pada kekuatan untuk memaksa. Mental berpendapat yang baik akan terbentuk jika kita mempunyai ruhiyah yang baik. Mengapa? Karena pemberi sekaligus pemilik kemuliaan adalah Allah, jadi sudah selayaknya kita meminta pada yang punya.

“Barang siapa yang menghendaki kemuliaan, maka bagi Allah-lah kemuliaan itu semuanya.  Kepada-Nya lah naik perkataan-perkataan yang baik dan amal yang saleh dinaikkan-Nya. Dan orang-orang yang merencanakan kejahatan bagi mereka azab yang keras, dan rencana jahat mereka akan hancur.” [TQS AL FATHIR(35): 10]

Membentuk ruhiyah dapat diawali dengan merutinkan amalan sunah setelah wajib. Solat malam adalah hal yang sangat efektif, kemuliaan untuk yang sering qiyamullail.Kemuliaan dari Allah akan “memberatkan” perkataan kita artinya Allah akan memberikan rahmat-Nya agar segala yang keluar dari lisan kita adalah perkataan yang mulia. Setelah ruhiyah adalah membentuk mental kepercayaan. Membentuk mental ini sangat gampang hanya perlu keberanian dan bumbu kerja keras sedikit. Yaitu kita harus berani menyampaikan suara, ide kita kepada publik baik itu lisan ataupun tulisan. Bagaimana jika ragu dengan kualitas ide kita, inilah perlunya kerja keras tadi. Kita harus banyak mencari wawasan dan ilmu untuk mendukung ide-ide kita. Dewasa ini kita sangat dimudahkan, tak perlu jauh ke perpustakaan ataupun membeli buku yang mahal, di berbagai situs dunia maya dapat kita temukan inspirasi yang begitu banyak dan rupa-rupa, tinggal kerja keras kita saja.

Setelah mental terbentuk yaitu mental ruhiyah dan kepercayaan, hal final adalah adalah ACTION. Segera implementasikan dalam setiap kesempatan sehari-hari. Tak ragu dan tak malu asal benar sampaikan saja Saudaraku!^^

“Dan katakanlah kepada hamba-hamba-Ku: "Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar). Sesungguhnya syaitan itu menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia.” [TQS AL ISROO’ (17): 53]
Hal Pelengkap

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyampaikan pendapat ataupun ide kita agar ide-ide tersebut tersampaikan dengan efektif dan tepat sasaran.
1.      Sampaikan sesuai situasi dan tempat yang tepat, hal ini memang perlu latihan. Kita perlu melatih diri kita agar lebih memahami keadaan yang tepat. Karena tidak dapat dipungkiri. Penyampaian pada momen yang tidak tepat tak akan mampu tepat sasaran.
2.      Sampaikan dengan etika dan indah berseni, sebagai orang timur tentu kita tahu etika apa yang mengiringi kita ketika berbicara. Dimulai dari etika pakaian, nada, gesture, dan tatapan mata. Semua harus dilandasi dengan etika dan tulus sehingga akan meningkatkan kualitas diri kita.
3.      Terkoordinir, artinya suara kita harus tersatukan dalam massa yang besar. Kebanyakan demonstrasi sekarang kurang efektif karena kurangnya pemfokusan massa, semua pihak berdemonstrasi dan terpecah belah. Hal ini sangat rawan tumbuh adu domba diantaranya.

Kalo kita jeli menelisik, dalam berbagai perlombaan cabang olahraga yang single kita bangsa Indonesia selalu juara, coba antum ingat bulutangkis kita juara hingga level dunia, catur, renang dan berbagai perlombaan lainnya. Namun bagaimana dengan sepakbola, basket, voli?hehe…tampaknya kita masih selalu tersisih di awal-awal babak penyisihan. Kenapa Saudaraku? Tampaknya memang kita tidak terbiasa untuk bekerjasama, kita tak terbiasa berbicara dalam perbedaan dan kita kurang terbuka sesama saudara kita sendiri.

Kita cenderung menutup diri dan semaunya sendiri. Apalagi jika sudah tak sepaham dan berseberangan pikiran dengan yang lain. Pasti yang terjadi adalah konflik, kalaupun tak konflik aka nada gap (jarak) antarkedua belah pihak.

“Berbeda adalah hal yang biasa, jangan tanggapi pemicu kemarahan. Perbedaan antara bertengkar dan berdebat hanya dalam niatnya.”

Masihkah Antum menutup diri wahai Saudaraku? Menutup diri dan menyukai perjuangan dalam kesendirian?
Hanya Antum sendiri yang mampu menjawab pertanyaan ini.

======*
Harapan saya dengan adanya note  yang ringkas ini dapat menjadi inspirasi bagi Saudaraku sekalian yang membaca, bahwasanya menyuarakan kebenaran itu adalah kewajiban. Namun ada yang perlu diingat, kita hidup ini penuh dengan aturan. Jadi sudah selayaknya pula KITA WAJIB memperhatikan etika dan seni dalam berbicara. Sungguh ironis ketika saya melihat ataupun mendengar bagaimana pemuda kita menyuarakan pendapat mereka tanpa penuh etika. Apalagi itu dilakukan oleh kaum pemuda akademisi dan disertai tindakan dzalim yang merusak. Sungguh itu mental yang belum terbentuk dan buruk. Mari kita biasakan berkata benar, bertanggungjawab dan beretika.

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar.” [TQS AL AHZAB(33): 70]

Mau berbicara tentu juga mau mendengar, harmonisasi dalam hidup adalah salah satu seni dlam menjalani kehidupan di dunia ini. Harmonisasi kebaikan tentunya. Tak usah kita saling mengutamakan siapa yang benar, jika itu memang benar dan sesuai syariat/ aturan mari kita jalankan dengan kesadran yang tinggi, sesuai firman Allah:

“…yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi Allah petunjuk dan mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal.” [TQS AZ ZUMAR(39): 18]

Demikian tadi sebagai kesimpulan.
Siapkah Anda untuk menyuarakan ide dan mimpi Anda sekarang???
Berlatihlah, berusahalah dan bertawakallah kepada Allah semata.

Ala bisa karena biasa.
Ala biasa karena sering melakukannya.
Sering melakukannya karena mau mengawalinya.

“Ready to change, set the goal, and go workout.”

TeguhRevolutioner corp. mengajak semua elemen untuk menebarkan energi positif yang beretika. Mari kita wujudkan masyarakat yang bermental positif.
SalamRevolusioner!
Semangat Akurat!^^
Karya ASLI saya, dapat Anda lihat di website saya http.//www.teguh-be-leader.blogspot.com



Tidak ada komentar:

Posting Komentar