Selasa, 28 Agustus 2012

KAYA BERMANFAAT MISKIN BERMARTABAT


Mbloro, 25 Agustus 2012

Kesenjangan ekonomi tampaknya tidak dapat dihindari. Negara maju sekelas Jepang, Cina Amerika Serikat pun tak mampu lepas dari kesenjangan ekonomi. Kesenjangan ekonomi adalah terjadinya ketimpangan dalam distribusi pendapatan antara kelompok masyarakat berpenghasilan tinggi dan kelompok masyarakat berpeghasilan rendah (hendrakuswandi.blogspot.com). Kesenjangan ekonomi dan kemiskinan adalah satu paket masalah besar yang paling mendominasi negara-negara berkembang.

Pengamat ekonomi berpendapat, kelompok masyarakat yang sangat kaya masih menjadi penyokong utama dalam pertumbuhan ekonomi di Indonesia yaitu melalui konsumsi rumah tangga mereka. Hal ini memperjelas bahwa orang yang sangat kaya ternyata memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia.

Kesenjangan ekonomi ini pulalah yang memancing lahirnya jiwa-jiwa pengeluh,sombong, dan acuh terhadap orang lain. Baik itu si kaya ataupun si miskin seolah saling acuh. Yang kaya merasa dirinya cukup sehingga terjangkitlah jiwa sombong dalam hati mereka, hal itu ditambah dingan sikap acuh tidak mau memberikan kemanfaatan kepada golongan yang membutuhkan, dia berpikir seolah harta yang ia punya adalah hasiil jerih payah sendiri, “Enak aja loe minta!”, begitu mungkin gumam dalam hati mereka.

Yang miskin juga tak jauh beda, merasa dirinya penuh kekurangan itulah dijadikan alasan untuk “mengeluh” pada Allah, mengeluh dan tiada hari tanpa mengeluh. Seolah lafadz “Alhamdulillah yaa Robb” itu teramat sulit untuk diucap. Lebih lanjut mereka akan mudah terpengaruh pikirannya untuk melakukan tindakan kriminal demi terpenuhinya kebutuhan hidup mereka.

Kaya dan miskin bukan lah suatu kebetulan, keduanya bisa jadi adalah sebuah ujian dari Allah kepada kita. Ujian untuk mengetahui kualitas hati kita, apakah kita memasukkan diri kita sebagai golongan ahli syukur atau yang kufur nikmat. Sehingga apabila kita lulus ujian ini, berkah hidup akan kita dapatkan. Fiddunya wal akhirot. Insyaallah.

Dan saya kira pun semua orang akan sepakat untuk menolak yang namanya kemiskinan, karena sudah menjadi fitrah manusia menyukai sesuatu yang menyenangkan dan menentramkan. Namun sudah menjadi keputusan Allah bahwasanya keseimbangan di dunia ini memang ada. Jika ada yang miskin maka akan ada yang kaya, ada yang baik ntuk mengimbangi hadirnya yang buruk, ada yang menjadi atasan dan ada yang menjadi bawahan. Semua itulah rupa-rupa keseimbangan dunia. Karena jika dunia ini hanya dipenuhi kebahagiaan saja, itu namanya surga. Begitu pula dunia ini jika penuh kesusahan saja itu namanya neraka. Dan dunia kita ini bukan keduanya dan merupakan ada di anatara keduanya.

Khoirunnas yanfa’uhum linnas”, sebaik-baiknya manusia yaitu yang bermanfaat bagi sebagian mereka. Jadilah orang yang bermanfaat, sudah seharusnya yang kaya akan menjadi baik dan bermanfaat dengan kekayaannya yaitu jika mereka dapat memberikan manfaat atas kekayaan mereka kepada yang miskin. Begitu pula yang miskin, seharusnya tak perlu malu ataupun mengeluh dengan keadaannya. Jangan sampai kita merendahkan diri dengan menjadi seorang peminta-minta biarpun kita miskin secara ekonomi. Jadilah pribadi yang kaya hati walaupun secara keduniawian sangat kurang. Janganlah menjadi pribadi yang selalu mengeluh dengan keadaan ataupun menyombongkan diri karena sudah hidup berkecukupan.

Manusia ini diciptakan Allah sebagai makhluk sosial. Yaitu sebagai makhluk yang akan hidup bersama-sama dengan orang lain. Ibarat biarpun kita kaya harta namun kita tak punya saudara, tetangga maka kebahagiaan pun tak kan terasa. Sudah sepatutnya kita bersyukur dan mememlihara sifat persaudaraan ini bersama muslim yang lainnya.

Semoga sekelumit opini revolusioner ini mampu membangkitkan kepercayaan diri serta jiwa rendah hati rekan-rekan semua. Banggalah atas nikmat yang diberikan Allah, syukuri dengan menjaganya.

Jika mengeluh tidak masuk kategori solusi dari setiap masalah, maka sudah sepatutnya kita tak perlu menghadirkan tindak tanduk keluhan ini kapanpun dan dimanapun.

Terkadang kita baru bisa bersyukur setelah melihat penderitaan orang lain. Pada saat itulah kita sadar bahwa kita termasuk orang yang beruntung.

SalamRevolutioner!!!^^
===================================================
Tulisan karya saya, silahkan menyebarkan kepada yang lain jika bermanfaat.
 
FOLLOW: @teguhleader
 
TeguhRevolutioner© , Revolusikan diri ke arah lebih baik!!!
 
*Artikel ini dapat pula saudara muslim/ah lihat di akun saya FB: Teguh Setyawan


Tidak ada komentar:

Posting Komentar