Senin, 26 November 2012

GPS Kehidupan

Djayakarta, 21 November 2012

Bismillah arrohman arrohim
Semoga rahmat Allah selalu tercurah ke hadirat antum/na semua. Dan semoga keselamatan, keteguhan dan kekuatan senantiasa di berikan kepada saudara muslim/ ah semua di dunia ini terkhusus saudara di bumi Al Quds yang tengah didzalimi oleh musuh abadi umat muslim. Di kali ini ane ingin menceritakan sebuah pengalaman yang saya alami, pengalaman yang mengajarkan betapa pentingnya “penunjuk” dan “petunjuk” dalam perjalanan.

Sekitar dua minggu lalu saya kebetulan mendapat amanah untuk dinas luar menghadiri sebuah undangan Dies Natalis sebuah perguruan tinggi lain. Perguruan tinggi di bilangan Cinere ini memang tak asing namanya di telinga saya. Namun berkelana di wilayah sepadat Jakarta bagi anak kampung seperti saya adalah hal yang membuat saya berpikir dua kali untuk berangkat. Bagaimana tidak, Bapak saya sering menakut-nakuti, “Ati-ati yen mlaku-mlaku nang Jakarta, rame..opo maneh ngangge motor, nek kesasar ra iso mbalek mengko.” (Hati-hati kalau jalan apalagi pakai motor di jakarta,  kalau tersesat tak bisa muter kembali nanti). Sontak saja nasihat beliau ini membuatku “galau”..haha(semalaman gag bisa tidur kepikiran bagaimana solusi terhadap hal ini.

Ahh..akhirnya paginya tetap nekat saja saya pergi dengan seorang teman yang ternyata juga tak tahu arah serta rute ke tempat tersebut. Wahh..benar-benar hal yang membuatku semakin panik. Namun kepanikan itu tak lama setelah teman saya menjelaskan singkat rute ke sana, akhirnya apa yang dikhawatirkan Bapak saya terjadi...biarpun sudah dijelaskan teman saya,  ternyata tetap saja bingung karena banyak cabang...haha dan akhirnya pun tersesat. Alhamdulillah, saya baru teringat bahwa hape saya telah terintegrasi dengan piranti lunak bernama “peta” yang terkoneksi dengan satelit GPS milik Amerika itu. Hanya dengan men-setting arah tujuan saya, si peta ini mampu membimbing saya langung ke rumah, bahkan dengan jalur rute yang paling dekat dan paling cepat.

Sahabat revolutioner, dalam menjalani kehidupan di bumi Allah ini banyak sekali akan kita temui kebuntuan- kebuntuan dalam menghadapi ujian Allah, baik itu akibat ketidaktahuan kita ataupun keacuhan kita untuk mencari solusi dari kebuntuan tersebut. Seperti saya tadi, ada golongan orang yang benar-benar stress dan takut untuk menjalani kehidupan ini. Katanya penuh resiko. Beliau Bapak saya selalu berpesan setiap tindakan akan mengandung resiko. Dan nilai serta kualitas tindakan yang kamu ambil tadi adalah dengan mempertahankan dan menunjukkan bahwa apa yang kita lakukan adalah benar dan berkualitas. Dan benar memang, orang yang tidak mau berubah, orang yang hanya berdiam diri dengan ketakutannya tidak akan berubah dari keadaannya tersebut.

“Sebahagian diberi-Nya petunjuk dan sebahagian lagi telah pasti kesesatan bagi mereka. Sesungguhnya mereka menjadikan syaitan-syaitan pelindung (mereka) selain Allah, dan mereka mengira bahwa mereka mendapat petunjuk.”( TQS AL  A’ROOF[7]: 30)

Dalam ayat tersebut terdapat makna pilihan bagi kita manusia. Kita diberi pilihan untuk menjadikan diri kita sebgai golongan orang yang mendapat petunjuk ataukah menjadikan diri kita sebagai golongan yang sesat. Dan kebanyakan dari manusia justru menjadikan setan sebagai pelindung, pemberi petunjuk padahal kita ketahui bersama secara galib atau umum bahwa setan adalah golongan yang nyata-nyata menjadi musuh kita dan tanda itu adalah kita berdiam diri merasa sudah mendapat petunjuk, padahal belum bahkan tidak.

Pelajaran kedua yang dapat kita ambil adalah bahwasanya petunjuk itu kita cari, bukan berpangku tangan menunggu. Hidayah itu tak kan serta merta langsung turun. Bahkan untuk mendatangkan hujan saja kita harus terlibat pula dalam siklus hidrologinya agar hujan cepat turun.

“Sesungguhnya Kami menurunkan kepadamu Al Kitab (Al Quran) untuk manusia dengan membawa kebenaran; siapa yang mendapat petunjuk maka (petunjuk itu) untuk dirinya sendiri, dan siapa yang sesat maka sesungguhnya dia semata-mata sesat buat (kerugian) dirinya sendiri, dan kamu sekali-kali bukanlah orang yang bertanggung jawab terhadap mereka.” (TQS AZ ZUMAR[39]: 41)

Dari ayat tersebut, nyata-nyata Allah telah memberikan sarana yang nyata. Bagaimana kita menghadapi problematika kehidupan ini. Yaitu melalui kitab kitab terakhir yaitu Al Quran Al Huda. Dan Allah nyatakan pula bahwa setiap manusia mempunyai pilihan sendiri. Yaaa...kalau memang dia memilih jalan kesesatan sebagai pilihan ya itu pilihan dia. Kita tidak punya hak untuk mengintervensinya lebih lanjut, bahkan kita pun tak ada tanggungan jawab terhadap apa yang mereka lakukan. Sungguh Allah benar-benar Maha Adil.

Sahabat, demikian tadi dua pelajaran yang ane dapat dari sebuah perjalanan dinas. Bahwasanya Allah itu Maha Kuasa atas segala sesuatu dalam memberi petunjuk kepada hamba-hamba-Nya. Dan sama sekali kita tak punya kuasa untuk menghadirkan hidayah bagi seseorang meskipun orang tersebut seorang abid dan alim agama. Kita hanya bisa menjadi perantara hadirnya hidayah Allah kepadanya.

“Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk.” (TQS QOSHOSH[28]: 56)

Namun sungguh miris dan tidak nyaman memang jika melihat ketimpangan di sekitar kita. Apalagi itu dilakukan oleh saudara-saudara kita yang terikat dalam ukhuwah. Gatel banget rasanya dan ingin segera “bertegur-sapa” kepadanya.Dan sungguh merugi orang yang diberi petunjuk namun tidak memanfaatkan momen tersebut dan justruberkeras hati dan kepala menolak. Semoga Allah selalu memberikan hidayah-Nya kepada kita. Aamiin

“Dan siapakah yang lebih zalim dari pada orang yang telah diperingatkan dengan ayat-ayat Tuhannya lalu dia berpaling dari padanya dan melupakan apa yang telah dikerjakan oleh kedua tangannya? Sesungguhnya Kami telah meletakkan tutupan di atas hati mereka, (sehingga mereka tidak) memahaminya, dan (Kami letakkan pula) sumbatan di telinga mereka; dan kendatipun kamu menyeru mereka kepada petunjuk, niscaya mereka tidak akan mendapat petunjuk selama-lamanya.” (TQS AL KAHFI[18]: 57)

Salam Revolutioner!!^^
Terimakasih sangat teruntuk Ibuk atas doa, semangat, dukungan, dan kepercayaan yang diberikan tiada henti^^
^^^^^^^^^^
Ya Allah Tuhanku, jadikanlah hati kami hati yang selalu terbuka dan peka menerima hidayah dan petunjukmu. Bersihkan hati ini dari nafsu dunia yang membutakan kami.
Ya Allah Yang Maha Menguasai Hati,jadikanlah jiwa dan raga ini sebagai sarana penghantar, penyampai hidayah kepada saudara-saudara kami. Teguhkanlah, muliakanlah kami dengan kemuliaan-Mu.
Aamiin.

==================================================================================
Tulisan karya saya, silahkan menyebarkan kepada yang lain jika bermanfaat.

FOLLOW: @teguhleader

TeguhRevolutioner© , Revolusikan diri ke arah lebih baik!!!

*Artikel ini dapat pula saudara muslim/ah lihat di website saya: www.teguh-be-leader.blogspot.com

Senin, 05 November 2012

Mencintai yang Tidak Sempurna dengan Sikap yang Sempurna

Pagi Revolutioner’s...
Lama tak bersua dalam catatan inspirasi..
Kali ini ane akan berbagi kepada antum/na artikel inspirasi rekan ane yang tak mau disebut namanya.
Tentang bagaimana mencinta. Mencintai sesuatu, seseorang dengan ketidaksempurnaannya dengan sikap serta cara kita yang sempurna.
Bismillah..salam revolutioner..Semangat Akurat!!!^^
*****
Cinta adalah kaki-kaki yang melangkah membangun samudera kebaikan. Cinta adalah tangan-tangan yang merajut hamparan permadani kasih sayang. Cinta adalah hati yang selalu berharap dan mewujudkan dunia dan kehidupan yang lebih baik. Cinta selalu berkembang, ia seperti udara yang mengisi ruang kosong. Cinta juga seperti air yang mengalir ke dataran yang lebih rendah.
Ketika kita bertemu orang yang tepat untuk dicintai, Ketika kita berada di tempat pada saat yang tepat, Itulah kesempatan. Ketika kita bertemu dengan seseorang yang membuatmu tertarik, Itu bukan pilihan, itu kesempatan. Bertemu dalam suatu peristiwa bukanlah pilihan, Itupun adaah kesempatan.
Bila kita memutuskan untuk mencintai orang tersebut, Bahkan dengan segala kekurangannya, Itu bukan kesempatan, itu adalah pilihan. Ketika kita memilih bersama dengan seseorang walaupun apapun yang terjadi, Itu adalah pilihan. Bahkan ketika kita menyadari bahwa masih banyak orang lain Yang lebih menarik, lebih pandai, lebih kaya daripada pasanganmu dan tetap memilih untuk mencintainya, Itulah pilihan.
Perasaan cinta, simpatik, tertarik, Datang bagai kesempatan pada kita. Tetapi cinta sejati yang abadi adalah pilihan. Pilihan yang kita lakukan. Berbicara tentang pasangan jiwa, Adasuatu kutipan dari film yang Mungkin sangat tepat : "Nasib membawa kita bersama, tetapi tetap bergantung pada kita bagaimana membuat semuanya berhasil" Pasangan jiwa bisa benar-benar ada. Dan bahkan sangat mungkin ada seseorang Yang diciptakan hanya untukmu. Tetapi tetap berpulang padamu Untuk melakukan pilihan apakah engkau ingin Melakukan sesuatu untuk mendapatkannya, atau tidak... Kita mungkin kebetulan bertemu pasangan jiwa kita, Tetapi mencintai dan tetap bersama pasangan jiwa kita, Adalah pilihan yang harus kita lakukan. Kita ada di dunia bukan untuk mencari seseorang yang sempurna untuk dicintai TETAPI untuk belajar mencintai orang yang tidak sempurna dengan cara yang sempurna.
*****
Ya Allah, jadikanlah kami sebagai hambamu yang istiqomah dalam kebaikan, qonaah dan bersabar dengan segala keputusan dan terjaga dalam lautan nikmat-Mu. Satukanlah kami dengan hati-hati yang selalu menyebut nama-Mu, dalam jiwa yang selalu Engkau jaga. Dalam lingkungan yang selalu menghidupkan dan membangkitkan semangat kami dalam pembaikan diri. Aamiin
Semoga note singkat ini menjadi inspirasi kita untuk lebih bersyukur, berlapang hati dan qona’ah  dalam menjalani kehidupan yang tak terlepas dari yang cinta. Cinta yang membuat semuanya hidup dan berjalan.
Bersyukur adalah keharusan, namun LEBIH BERSYUKUR adalah adalah sebuah keharusan yang harus diupayakan.^^
Katakanlah:"Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu". Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (TQS. Ali Imron: 31)
Artikel inspirasi saya, silahkan menyebarkan, berbagi  kepada yang lain jika bermanfaat.^^

Follow: @teguhleader
TeguhRevolutioner© , Revolusikan diri ke arah lebih baik!!!

*Artikel ini dapat pula saudara muslim/ah lihat di akun Facebook saya Teguh Setyawan (Al Kazim)