Djayakarta, 21 November 2012
Bismillah arrohman arrohim
Semoga rahmat Allah selalu tercurah ke hadirat antum/na semua. Dan
semoga keselamatan, keteguhan dan kekuatan senantiasa di berikan kepada
saudara muslim/ ah semua di dunia ini terkhusus saudara di bumi Al Quds
yang tengah didzalimi oleh musuh abadi umat muslim. Di kali ini ane
ingin menceritakan sebuah pengalaman yang saya alami, pengalaman yang
mengajarkan betapa pentingnya “penunjuk” dan “petunjuk” dalam
perjalanan.
Sekitar dua minggu lalu saya kebetulan mendapat amanah untuk dinas
luar menghadiri sebuah undangan Dies Natalis sebuah perguruan tinggi
lain. Perguruan tinggi di bilangan Cinere ini memang tak asing namanya
di telinga saya. Namun berkelana di wilayah sepadat Jakarta bagi anak
kampung seperti saya adalah hal yang membuat saya berpikir dua kali
untuk berangkat. Bagaimana tidak, Bapak saya sering menakut-nakuti,
“Ati-ati yen mlaku-mlaku nang Jakarta, rame..opo maneh ngangge motor,
nek kesasar ra iso mbalek mengko.” (Hati-hati kalau jalan apalagi pakai
motor di jakarta, kalau tersesat tak bisa muter kembali nanti). Sontak
saja nasihat beliau ini membuatku “galau”..haha(semalaman gag bisa tidur
kepikiran bagaimana solusi terhadap hal ini.
Ahh..akhirnya paginya tetap nekat saja saya pergi dengan seorang
teman yang ternyata juga tak tahu arah serta rute ke tempat tersebut.
Wahh..benar-benar hal yang membuatku semakin panik. Namun kepanikan itu
tak lama setelah teman saya menjelaskan singkat rute ke sana, akhirnya
apa yang dikhawatirkan Bapak saya terjadi...biarpun sudah dijelaskan
teman saya, ternyata tetap saja bingung karena banyak cabang...haha dan
akhirnya pun tersesat. Alhamdulillah, saya baru teringat bahwa hape
saya telah terintegrasi dengan piranti lunak bernama “peta” yang
terkoneksi dengan satelit GPS milik Amerika itu. Hanya dengan
men-setting arah tujuan saya, si peta ini mampu membimbing saya langung
ke rumah, bahkan dengan jalur rute yang paling dekat dan paling cepat.
Sahabat revolutioner, dalam menjalani kehidupan di bumi Allah ini
banyak sekali akan kita temui kebuntuan- kebuntuan dalam menghadapi
ujian Allah, baik itu akibat ketidaktahuan kita ataupun keacuhan kita
untuk mencari solusi dari kebuntuan tersebut. Seperti saya tadi, ada
golongan orang yang benar-benar stress dan takut untuk menjalani
kehidupan ini. Katanya penuh resiko. Beliau Bapak saya selalu berpesan
setiap tindakan akan mengandung resiko. Dan nilai serta kualitas
tindakan yang kamu ambil tadi adalah dengan mempertahankan dan
menunjukkan bahwa apa yang kita lakukan adalah benar dan berkualitas.
Dan benar memang, orang yang tidak mau berubah, orang yang hanya berdiam
diri dengan ketakutannya tidak akan berubah dari keadaannya tersebut.
“Sebahagian diberi-Nya petunjuk dan sebahagian lagi telah pasti
kesesatan bagi mereka. Sesungguhnya mereka menjadikan syaitan-syaitan
pelindung (mereka) selain Allah, dan mereka mengira bahwa mereka
mendapat petunjuk.”( TQS AL A’ROOF[7]: 30)
Dalam ayat tersebut terdapat makna pilihan bagi kita manusia. Kita
diberi pilihan untuk menjadikan diri kita sebgai golongan orang yang
mendapat petunjuk ataukah menjadikan diri kita sebagai golongan yang
sesat. Dan kebanyakan dari manusia justru menjadikan setan sebagai
pelindung, pemberi petunjuk padahal kita ketahui bersama secara galib
atau umum bahwa setan adalah golongan yang nyata-nyata menjadi musuh
kita dan tanda itu adalah kita berdiam diri merasa sudah mendapat
petunjuk, padahal belum bahkan tidak.
Pelajaran kedua yang dapat kita ambil adalah bahwasanya petunjuk itu
kita cari, bukan berpangku tangan menunggu. Hidayah itu tak kan serta
merta langsung turun. Bahkan untuk mendatangkan hujan saja kita harus
terlibat pula dalam siklus hidrologinya agar hujan cepat turun.
“Sesungguhnya Kami menurunkan kepadamu Al Kitab (Al Quran) untuk
manusia dengan membawa kebenaran; siapa yang mendapat petunjuk maka
(petunjuk itu) untuk dirinya sendiri, dan siapa yang sesat maka
sesungguhnya dia semata-mata sesat buat (kerugian) dirinya sendiri, dan
kamu sekali-kali bukanlah orang yang bertanggung jawab terhadap mereka.”
(TQS AZ ZUMAR[39]: 41)
Dari ayat tersebut, nyata-nyata Allah telah memberikan sarana yang
nyata. Bagaimana kita menghadapi problematika kehidupan ini. Yaitu
melalui kitab kitab terakhir yaitu Al Quran Al Huda. Dan Allah nyatakan
pula bahwa setiap manusia mempunyai pilihan sendiri. Yaaa...kalau memang
dia memilih jalan kesesatan sebagai pilihan ya itu pilihan dia. Kita
tidak punya hak untuk mengintervensinya lebih lanjut, bahkan kita pun
tak ada tanggungan jawab terhadap apa yang mereka lakukan. Sungguh Allah
benar-benar Maha Adil.
Sahabat, demikian tadi dua pelajaran yang ane dapat dari sebuah
perjalanan dinas. Bahwasanya Allah itu Maha Kuasa atas segala sesuatu
dalam memberi petunjuk kepada hamba-hamba-Nya. Dan sama sekali kita tak
punya kuasa untuk menghadirkan hidayah bagi seseorang meskipun orang
tersebut seorang abid dan alim agama. Kita hanya bisa menjadi perantara
hadirnya hidayah Allah kepadanya.
“Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang
yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang
dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau
menerima petunjuk.” (TQS QOSHOSH[28]: 56)
Namun sungguh miris dan tidak nyaman memang jika melihat ketimpangan
di sekitar kita. Apalagi itu dilakukan oleh saudara-saudara kita yang
terikat dalam ukhuwah. Gatel banget rasanya dan ingin segera
“bertegur-sapa” kepadanya.Dan sungguh merugi orang yang diberi petunjuk
namun tidak memanfaatkan momen tersebut dan justruberkeras hati dan
kepala menolak. Semoga Allah selalu memberikan hidayah-Nya kepada kita.
Aamiin
“Dan siapakah yang lebih zalim dari pada orang yang telah
diperingatkan dengan ayat-ayat Tuhannya lalu dia berpaling dari padanya
dan melupakan apa yang telah dikerjakan oleh kedua tangannya?
Sesungguhnya Kami telah meletakkan tutupan di atas hati mereka,
(sehingga mereka tidak) memahaminya, dan (Kami letakkan pula) sumbatan
di telinga mereka; dan kendatipun kamu menyeru mereka kepada petunjuk,
niscaya mereka tidak akan mendapat petunjuk selama-lamanya.” (TQS AL
KAHFI[18]: 57)
Salam Revolutioner!!^^
Terimakasih sangat teruntuk Ibuk atas doa,
semangat, dukungan, dan kepercayaan yang diberikan tiada henti^^
^^^^^^^^^^
Ya Allah Tuhanku, jadikanlah hati kami hati yang selalu terbuka dan
peka menerima hidayah dan petunjukmu. Bersihkan hati ini dari nafsu
dunia yang membutakan kami.
Ya Allah Yang Maha Menguasai Hati,jadikanlah jiwa dan raga ini
sebagai sarana penghantar, penyampai hidayah kepada saudara-saudara
kami. Teguhkanlah, muliakanlah kami dengan kemuliaan-Mu.
Aamiin.
==================================================================================
Tulisan karya saya, silahkan menyebarkan kepada yang lain jika bermanfaat.
FOLLOW: @teguhleader
TeguhRevolutioner© , Revolusikan diri ke arah lebih baik!!!
*Artikel ini dapat pula saudara muslim/ah lihat di website saya: www.teguh-be-leader.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar