Selasa, 28 Agustus 2012

Silaturahim, Ajang Pamer Terselubung

Bumi Seso, 28 Ramadhan 1433 H

Lama tak jumpa, lama tak berbagi inspirasi lewat note. Tak nongol tak berarti tergerus oleh kenikmatan dunia hingga terlupa untuk berbagi. Kali ini, ada beberapa hal mengesankan di bulan ramadhan yang membuat hati saya tergerak kuat untuk berbagi kepada antum sekalian.

Ramadhan 1433 H kali ini adalah ramadhan pertama kali dalam hidup yang saya habiskan tidak banyak bersama keluarga (efek merantau..hehe), apa yang berkesan? Yang mengesankan adalah betapa mahalnya silaturahim bagi orang perantau. Melewatkan ramadhan bersama keluarga adalah kebhagiaan tersendiri bagi setiap umat muslim. Bahagia bersama ikut merasakan “berat”-nya menahan nafsu, nikmatnya bersama membatalkan puasa dengan hidangan sederhana yang dibumbui cinta. Namun bagi perantau yang jauh dari keluarga tak kan bisa menikmati kebahagiaan ini.

Namun semangat untuk berjumpa dengan keluarga sangat tak pernah pudar tampaknya. Mereka rela menggelontorkan kocek yang cukup tinggi demi tiket pulang ke kampung halaman, ataupun rela bercapek ria menempuh perjalanan jauh bersama keluarga kecil untuk bersua menyatu dengan keluarga besar dalam suasana bahagia lebaran.

Subhanallah, benar kata Rasulullah bahwasanya silaturahim itu akan memperpanjang umur. Karena jika kita renungkan, silaturahim akan menghadirkan kebahagiaan, mengurangi rasa acuh antaranggota keluarga sehingga hati pun akan terasa senang dan nyaman. Jika hati damai, tenang, nyaman maka pikiran tak tertekan sehingga akan berdampak pada psikologis dan ruhani kita.

alhamdulillah, semoga kita senantiasa diberi kesempatan Allah untuk meluaskan dan menjaga silaturahim. Aamiin.

Niatan silaturahim hendaknya tak tercampur dengan tindakan (entah itu disengaja ataupun tidak) yang tak sepatutnya dilakukan. Banyak pemandangan yang kita temui ajang silaturahim adalah kondisi yang dimanfaatkan untuk ajang unjuk kesuksesan diri. Yang kota unjuk kesuksesan hidup di kota, yang desa tak mau kalah memaksakan diri pula menunjukkan eksistensinya betapa hidup di desa pun juga “menyukseskan”. Hal ini tentu akan membuat keluarga yang “belum mampu” unjuk gigi menjadi minder. Minder yang berujung tidak mau berkumpul dengan keluarga yang lain.

Sudah tak sepatutnya sebagai muslim kita hidup dengan gaya seperti ini, mari kita berusaha dan saling mengingatkan untuk hidup sederhana dan peduli dengan sesama. Sebuah tindakan sederhana yang sarat kebaikan sebagai penyempurna amalan ibadah ramadhan kita. Alhamdulillah.

Mau panjang umur? Mau barokah? Jaga silaturahim.

Gag ada ruginya..banyak untungnya...

Salam Revolutioner
===================================================
Tulisan karya saya, silahkan menyebarkan kepada yang lain jika bermanfaat.

@teguhleader

TeguhRevolutioner© , Revolusikan diri ke arah lebih baik!!!

*Artikel ini dapat pula saudara muslim/ah lihat di website saya teguh-be-leader.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar