Selasa, 01 Mei 2012

Pemuda Revolusioner (serial "Komunikasikan Ide Anda" part 1)


Bumi Allah, Wadassari III
Pondokbetung, Tangerang Selatan, Banten

Bismillahirrohmanirrohim…

Sekumpulan pemuda tampak duduk duduk melingkar sedang membahas sesuatu yang penting. Di tempat lain tampak segerombolan pemuda lusuh berjalan gontai tanpa tujuan di tepi jalan, tampak tiada gairah hidup di mata dan langkah mereka. Pemuda adalah tonggak penerus estafet kepemimpinan suatu bangsa.

Semua perubahan  yang ada di Indonesia ini ternyata diawali oleh pemuda. Dari awal kebangkitan nasional 1908 ternyata dirintis oleh para pemuda berusia 20- 23 tahun.
Subhanallah, kalau tidak salah ingat sewaktu Sumpah Pemuda bahkan W.R. Supratman berusia 21 tahun (waooww..). Yang meminta kemerdekaan dipercepat juga pemuda, sebelumnya Bung Karno dkk (dikenal golongan tua) akan memproklamirkan tanggal 22. Namun pemuda menghendaki agar beliau segera memproklamirkan hingga akhirnya berujung peristiwa “penculikan” ke Rengasdengklok.

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang berani dan kreatif dalam keterbatasan. Selama periode penjajahan pihak asing itulah bangsa kita ditempa mental dan pemikirannya untuk berpikir lebih revolusioner. Generasi pemuda Indonesia sudah tak sepatutnya manja dan hidup dalam kegalauan menjalani kehidupan. Track record sebagai bangsa yang mampu meraih kemerdekaan sendiri dengan susah payah dan menyatukan beragam suku dan beribu pulau dari Sabang sampai Merauke, Miangas sampai pulau Rote adalah sebuah motivasi yang seharusnya menjadi etos tersendiri bagi generasi pemuda Indonesia.

Jika di-generalisir, kehidupan pemuda sekarang tampaknya jauh dari apa yang dielu-elukan. “Pemuda sebagai revolusi kebaikan, pemuda sebagai tulang punggung majunya bangsa.” Tampaknya hanya menjadi sekedar jargon motivasi saja ketika di panggung. Sedikit dan kecil sekali terealisir. Hal ini tak lain karena kita terlalu lama “ngepos” di ruang pemanjaan, dan tak mau berpindah ke medan perjuangan yang notabene tak nyaman penuh derita. Ngepos di ruang keacuhan dan ruang individualism, ngepos di lorong kegalauan dan tersesat oleh nikmat semu dunia.

Bangun Pemuda!

Go Workout!!! Segera action dan jangan berteori serta beranalisis saja. Keadaan Indonesia seperti yang kita lihat sekarang ini karena kita banyak analisis tanpa aksi nyata. Mengutip pendapat Pak Bob Sadino kelebihan orang bodoh dibandingkan pintar adalah kalau orang bodoh itu segera melaksanakan apa yang ada dalam pikirannya tanpa banyak pertimbangan, baginya adalah terus mencoba. Sedangkan orang pintar, terlalu banyak analisis akhirnya tanpa tindakan bahkan tidak bertindak apapun. (barangkali karena banget pintarnya).

Manfaatkan masa mudamu sebelum masa tuamu!

Masa muda adalah masa yang tepat untuk menemukan peran kita. Peran kita untuk dunia, dan jati diri kita untuk akhirat. Kemuliaan bagi seseorang yang mampu membawa dirinya kepada aktifitas positif nan membangun. Keberuntungan bagi generasi yang mampu menjaga dirinya di usia muda untuk kehidupan di senja.

“Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kalian di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa.” (QS Al-Hujurot: 13)

Sebuah dilema ketika ternyata suatu bangsa tidak mengetahui yang terbaik untuk mereka. Dan menurut saya ini yang sedang terjadi di Indonesia. Ambil contoh saja menonton sinetron. Masyarakat agaknya lebih menyukai membawa diri mereka ke dalam suasana yang happy tanpa berusaha, solusi dengan keajaiban. Sehingga mental yang terbentuk adalah mental nriman dalam bahasa jawa yang artinya apa adanya. Mental nriman tak mau usaha dan berinovasi diperburuk dengan mental ngathong yang artinya hanya membuka tangan ke atas alias meminta saja. Semua itu kebanyakan mewarnai alur cerita sineas-sineas di Indonesia.

Mental seperti itu perlu dirubah, namanya mental tak semudah mengajari anak kecil berhitung. Pendidikan mental adalah perpaduan dari emosional, spiritual baru ditambah dengan intelektual. Hanya generasi yang mampu dan mau berubah haluan dari zona nyaman saja yang mempunyai kesadaran ini. Mereka sadar tentang pentingnya berubah lebih baik dan membawa manfaat bagi yang lain.

Bushido!

Dalam kurun waktu dua dekade semenjak Perang Asia Pasifik ternyata Jepang mampu bangkit kembali menjadi negara yang terpanadang dan tidak terbelakang. Kemudian muncul sebagai negara maju di Asia Timur yang berpengaruh bagi perekonomian dunia. Dan menurut saya ada satu hal yang diakui dunia mengenai sebab kemajuan Jepang meskipun kita tahu Jepang adalah daerah yang minim Sumber Daya Alam (SDA) nya serat sering diterpa topan dan gempa bumi. Satu hal tersebut adalah karakter dan mentalitas masyarakatnya yang unik yang dikenal dengan bushido. Bushido adalahsebuah sistem etika yang dianut oleh kelompok samurai yang menguasai negara tersebut di abad 11 hingga 18. Mental bushido ini adalah kejujuran, tanggungjawab, kesetiaan, disiplin, keberanian, hormat dan pantang menyerah. 

Tampaknya kita generasi muda Indonesia perlu mangkaji dan mengaplikasikan bushido dalam jiwa dan sikap kita sehari-hari. Sudah saatnya yang muda yang membangun, bukan sekedar muda saja namun juga bermental samurai. Yang muda bermental ksatria-lah yang memimpin dan membangun. Saudara-saudaraku pemuda yang muda, ayo tempa mentalmu. Kumpulkan dan pungut ilmu hingga ke ujung dunia manapun. Suarakan idemu, wujudkan dengan aksi, lengkapi dengan mental ksatria. Hanya yang ksatria yang pantas memimpin.

Komunikasikan ide cerdas kita!

Ada sebuah langkah yang cukup cerdas dan bijak bagi kita adalah dengan mengkomunikasikan pesan kebaikan dengan segala peran yang kita jalani sekarang. Apapun peran anda sekarang, sampaikan dengan ketulusan dan beretika. Energi positif yang kita tebarkan Insyaallah akan mampu membawa perubahan positif sedikit demi sedikit.

Bagimana mengkomunikasikan yang efektif dan beretika?

(Bersambung….)

TeguhRevolutioner corp. mengajak semua elemen untuk menebarkan energi positif yang beretika. Mari kita wujudkan masyarakat yang bermental positif.

SalamRevolusioner!

Semangat Akurat!^^

Karya ASLI saya, dapat Anda lihat di note akun facebook saya Teguh Setyawan (Al Kazim)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar