Selasa, 24 Januari 2012

Gila Baca Giat Tulis Andakah ?

Pondok Aren, Tangerang Selatan, Banten

Tsalasa, 1 Rabiulawal 1433 H/24 Januari 2012

AllahuAkbar, Maha Besar Allah Tuhan Penguasa Waktu.

Yang telah memberikan saya waktu untuk berbagi uneg-uneg dengan Antum/na.

Di kesempatan ini saya ingin menyampaikan sebuah pesan tokoh sastra kenamaan di Indonesia, Bapak Taufik Ismail. Kira-kira pesan apa yang membuat tangan saya tergerak untuk menekan keyboard laptop saya ini ya?^^

Semoga bermanfaat, dan tak lupa saya ingin menyampaikan agar Antum/na berbagi dengan saudara lainnya jika memang bermanfaat.

Ada sebuah pertanyaan sebelum masuk lebih ke dalam, “Siapa yang mempunyai hobi membaca?, Siapa yang membiasakan membaca buku setiap hari dengan rutin? Siapa yang dalam waktu sepekan terhitung Anda membaca note saya ini telah “menghabiskan” sebuah buku? Sudahkah Saudaraku sekalian sampai detik ini  telah membuat sebuah buku yang layak dipublikasikan? Pernahkah Anda mengikuti lomba tulis menulis?”

Silahkan jawab dalam hati, mengapa saya melontarkan pertanyaan itu? Sekedar menyadarkan Saudara sekalian betapa sangat minim kita sekarang ini menyempatkan untuk menulis dan membaca buku. Di tengah teknologi yang semakin maju, kegiatan membaca tampaknya semakin sepi peminat, meskipun canggihnya teknologi itu sebanding dengan kualitas model bahan bacaan, namun tampaknya tak mampu mendongkrak minat masyarakat untuk membaca. Tak jauh, menulis pun bahkan semakin “terpinggirkan” dari daftar hobi masyarakat sekarang. Nilai-nilai masyarakat yang membiasakan diri ingin hidup cepat, instan, dan mudah semakin menurunkan minat membaca terutama dari kalangan pemuda dan anak-anak sebagaimana yang kita tahu merekalah pemegang tongkat estafet semua lini di masa depan.

Dalam sebuah seminar Bapak Taufik Ismail menyampaikan sebuah pesan yang cukup memukul telak sadar kita. Kalau tidak salah Beliau mengatakan seperti ini, “Anak sekarang sangat minim minat membaca buku dan menulis. Bahkan duduk di bangku sekolah dari SD sampai SMA hanya mampu membuat dua karangan, apa itu? “CITA-CITAKU dan LIBURAN KE RUMAH NENEK.”
Bagaimana Saudaraku, apakah Antum/na sama dengan yang dikatakan Pak Ismail? Hanya berkarya dua biji itu saja. Pertanyaannya, Bagaimana Anda akan berwawasan luas dan matang emosional dan pikiran jika membaca dan menulis menjadi “aktifitas sampingan” saja?

Membaca merupakan perintah pertama Allah kepada Rasulullah, betapa esensial sekali jika kita renungkan. Banyak seminar dan kajian yang saya hadiri selalu mengingatkan agar menggemarkan diri untuk menulis dan membaca. Karena kita sadari atau tidak, “musuh” kita akan merusak mental pikiran dan ideologi kita dengan teknologi dan instanisasi.

Suguhan teknologi yang kian menggiurkan untuk dinikmati adalah salah satu penyebab kemalasan kita dalam membaca dan menulis, pemuda sekarang lebih sering kita lihat memegang piranti canggihnya disbanding membawa catatan dan buku-buku tebal. Dari laptop, PDA, handphone, tablet dan lainnya yang saya belum tau perkembangan terakhirnya lebih sering dipegang masyarakat era sekarang, bahkan bagi anak muda, handphone adalah pegangan dari bangun tidur hingga tidur lagi, bahkan tidur pun dibawa. Hehe.

Memang alat-alat canggih tersebut memfasilitasi kita untuk dapat membaca berbagai sumber ilmu dengan mudah dan portable. Namun coba tanyakan pada diri Anda, “Berapa kali Anda membuka file-file pelajaran ataupun e-book tentang suatu ilmu dalam seminggu?” , tak perlu diragukan pasti banyak yang menjawab “Tidak pernah.” Jangankan membuka, melihat foldernya saja tidak pernah. Seolah file tersebut hanya menjadi pengisi harddisk yang kosong. Sekarang, “Situs apa yang sering anda kunjungi ketika berselancar via jaringan internet? Jawaban yang banyak adalah TWITTER, FACEBOOK, KASKUS, ataupun situs lain yang memang saya kurang familiar. Bahkan membuka situs google.com pun kalau ada tugas dari guru, dosen saja kan? Anda sendiri yang berhak menjawab.^^."Pengalih-pengalih” tersebut memang sengaja dikemas dalam bentuk yang menarik dan tak membosankan. Membuat kita terhanyut dan candu dengannya, sulit jika kita sudah terbiasa dengannya.

Sebagai sebuah refrensi untuk hati dan pikiran kita, kebiasaan menonton televisi akan membuat otak kita semakin pasif. Karena ketika kita membaca, otak kita juga akan membayangkan dan berpikir kira-kira gambaran dari kalimat itu apa, dan hal ini tidak kita dapat dalam teve karena teve sudah memvisualisasikan apa yang kit abaca dan dengar. Alat-alat canggih di atas tadi adalah sekumpulan piranti elektronik, dan piranti tersebut mengeluarkan radiasi, pancaran gelombang yang kurang bagus untuk tubuh kita. (Sampai-sampai Bapak saya pasti ngomel kalau Saya ketahuan tidur membawa hape).:D

Bayangkan betapa banyak madharat yang kita dapatkan dan tak kita sadari, mungkin masih banyak penelitian yang menunjukkan bahayanya bagi mental dan pikiran kita yang tidak dapat Saya paparkan.
Sahabat, mari kita renungkan apa sih sulitnya menyempatkan waktu untuk membaca? Mari kita perbaiki dan awali peradaban baru. Peradaban “Generasi Tukang Baca dan Penulis”. Meminjam tips Ustadz saya dulu, kata beliau jika kita malas membaca Quran, paksalah bahkan satu ayat pun setiap harinya tidak apa. Saya kira cara ini dapat kita pakai untuk membuat diri kita kembali pada “jiwa baca” kita:
1.    Biasakan membaca bacaan sehari satu lembar atau satu bab. Tentunya bacaan yang bermanfaat.
2.    Mulailah menulis hal-hal menarik dari suatu buku, kemudian cobalah mencari inspirasi untuk merangkai berbagi ide tadi menjadi sebuah karya tulisan Anda.
3.    Carilah, bergaullah intensif dengan orang-orang yang haus ilmu pengetahuan, gila baca, dan penulis giat. Kurangi bergaul yang membawa madharat kepada Anda.
4.    Kurangi kontak dengan hal-hal “pengalih” kebiasaan membaca seperti yang saya sampaikan dia atas.
5.    Bentuklah peradaban keluarga “Generasi Tukang Baca dan Penulis, carilah pasangan hidup yang mampu membawa kebaikan dalam kehidupan.

Mari Saudaraku, Kita bawa keluarga dan saudara kita dalam kemashlahatan dengan membiasakan diri seperti yang diteladankan Rasulullah, hendaknya nalar dan logika Kita harus selalu sadar bahaya-bahaya jangka lama yang sudah disiapkan oleh musuh. Agar kita tak menjadi umat yang merugi dan terpecah belah, karena janji Allah itu pasti benar.

MARI BERKARYA MARI MEMBACA MARI BERGIAT MENULIS^^
SEMANGAT DAN SALAM UNTUK SAUDARAKU YANG GILA BACA DAN GIAT MENULIS
SEMOGA ALLAH SELAU MENGUMPULKAN KITA DALAM LANGKAH KEBAIKAN^^

Ya Allah
Tuhan Pemilik Ilmu Pengetahuan
Bimbinglah, tetpkanlah, kuatkanlah hati dan akal kami dalam langkah kebaikan dan mashlahat
Hindarkan, jauhkan kami dari kemadharatan.
Semoga perintah-Mu agar kami menjadi umat pembelajar selalu ada dalam jiwa kami
Aaamiin

==========================================================================
Tulisan karya saya, silahkan menyebarkan kepada yang lain jika bermanfaat.

@teguhleader

TeguhRevolutioner© , Revolusikan diri ke arah lebih baik!!!

*Artikel ini dapat pula saudara muslim/ah lihat di website saya teguh-be-leader.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar