Rabu, 10 Agustus 2011

DUA KUNCI MENGHADAPI MASALAH


“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekuranagn harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.”[TQS.AL BAQOROH(2):155]

BATAVIA, 9th AUGUST 2011

Safar(perjalanan) saya ke Djakarta kemarin menyisakan pengalaman sedih dan mematri pembelajaran dari Tuhan ke hati. Akibat buah kelalaian menitipkan sepatu saya di masjid terminal karena saking “rindunya” untuk segera mempertemukan dahi ini dengan air dan tempat sujud, sepatu berbanderol tiga cepek ku pun raib diambil alih orang, benar-benar nekat ni orang, gag kenal ramadhan(mungkin lupa), naudzubillah. Kota berpenghuni “heterogen” itu memang saya maklumi dengan kehidupannya yang dikenal “keras”. Dengan pemakluman itu, hanya bisa berucap doa, “Semoga yang mengambil memang benar-benar membutuhkan dan segera Engkau sadarkan untuk mencari rizki dengan jalan yang benar Yaa Robb”. Sulit memang rasanya untuk ikhlas melepaskan sepatu saya, mengingat bagaimana susah payah membelinya, ditambah menghadapi kenyataan bahwa saya harus nyeker(tanpa alas kaki) untuk menuju kos seorang teman, subhanallah benar-benar menguji mental di tengah keramaian kota Djayakarta itu.

Berangkat dari cerita diatas, apa yang sering kita sampaikan ketika melihat saudara muslim kita sedang dalam keadaan kurang beruntung (entah diuji ataukah diazab?:D)? Sebuah nasihat, pesan yang ringan disampaikan kepada orang yang sedang kesusahan biasanya adalah,”Sudah ikhlaskan saja,” ada lagi,”Semangat ya!”. Ucapan yang ringan untuk disampaikan dan didengar, namun sangat berat untuk “dimasukkan” dalam sanubari keikhlasan dan bahkan masih saja tak mampu mengobati kesedihan yang dirasa.

Maksud Ujian Dari-Nya

Sudah menjadi fitrah bagi manusia untuk diuji Allah, tujuannya satu, untuk mengetahui kualitas iman kita kepada-Nya.

“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan, “Kami telah beriman”, sedangkan mereka tidak diuji lagi?.”[TQS.AL ANKABUT(29):2]

Memang, sabar dan ikhlas sangat sulit jika kita tak menyadari sedari awal hakikat ujian(atau azab) itu. Mindset kita sering membahasakan kondisi yang tidak enak ini dengan masalah [saya jadi ingat setiap teman yang kadang sekedar cerita atau “konsultasi” nyeletuk awalnya pasti begini, “Guh, aku lagi ono masalah ki.”(Guh aku lagi ada masalah nih) :D ]

Paradoksial yang terjadi adalah, ketika kita “diuji” Allah berupa kebaikan dan keberuntungan justru kita sangat mampu untuk ikhlas dan sabar, terlepas itu palsu (untuk menutupi kesombongan) ataupun tulus (karena merasa biasa saja).hehe...Sedangkan ketika himpitan yang “menjenguk” kita, kebanyakan dari kita sangat sulit menerimanya. Diiringi dengan tindakan yang sebenarnya tidak perlu kita alami seperti stress, terpukul, bersedih hati, dan meratapi nasib, bahkan ada yang mencari biang keladi di luar dirinya sendiri, masyaallah.

Sabar Tidak Ada batasnya

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.”[TQS.AL BAQOROH(2):286]

Seorang teman saya dalam kondisi emosi (mungkin ada yang menyulut sumbu “api”-nya kali,hehe…) nyeletuk, “Udah kusabar-sabarin lo Guh, masih aja gag berubah. Bosan aku, dia kira kesabaran tidak ada batasnya apa?!!?” saya hanya tersenyum simpul dan menyahut, “Memang kenapa lagi? Kesabaran itu tidak berbatas loh, kalo berbatas namanya bukan sabar.” Sahabat, pemahaman bahwa “Sabar itu ada batasnya” akan mengerucutkan keluasan hati dan semakin membuat kita sulit untuk tegar ketika badai ujian menerpa kita. Karena batin kita akan merasa “kerdil” dan cenderung lepas kontrol dengan pemahaman tersebut. Allah sudah menjatahkan “akibat” dari segala tindakan kita sesuai dengan kemampuan kita, dengan kata lain ujian tersebut sebenarnya bisa kok kita hadapi, dengan bersabar. Kata Bapak saya, “Bersabar itu bukan diam menunggu, namun bersabar itu terus bergerak mencari solusi jalan benar sembari husnudzon kepada Allah.”

Cara Bersabar dan Ikhlas

Hal yang harus kita hindari ketika ujian menghampiri kita adalah suudzon kepada Allah dan mencari-cari kesalahan dari orang lain. Menilik note saya yang lalu, lebih baik kita memuhasabbah diri kita. Dengan berpikir positif  seperti itu, setidaknya akan menjadi pondasi awal untuk memperluas batin kita serta awal terbukanya jalan(solusi) dari Tuhan atas permasalahan tersebut. Allah sudah memberi “rambu” bagi kita ketika ujian menghadang.

“Hai orang-orang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan solat, sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar.”[TQS.AL BAQOROH(2):153]

Ternyata solat pun menjadi solusi, mengapa? Dari filosofi solat sendiri terkandung nilai keikhlasan yang tinggi lho, saat solat kita harus fokus dan berniat tulus “meninggalkan” semua urusan dunia untuk menghadap Allah, curhat lah istilahnya anak muda,hehe. Jika sewaktu solat kita masih ingat dan khawatir dengan urusan-urusan keduniawian kita, bisa saya katakan solat kita belum sempurna alias tidak khusyu(hayoo..adakah yang masih seperti itu?). Kedua adalah sabar, sabar menduduki solusi tersendiri karena hakikat sabar itu adalah menahan diri. Dan ini memang terasa tersendiri dengan solat, itulah mengapa Allah membedakan antara sabar dan solat pada ayat diatas. Terlepas dari itu, antara ikhlas(representatif dari solat) dengan sabar, mana ya yang lebih berat untuk dijalankan terlebih dulu?

Namanya manusia ya, hidup di dunia gag sendirian, berdampingan dengan jin dan hewan.Seringkali kita lupa akan petunjuk-petunjuk Allah ini. Alhasil kita malah sering mendzalimi diri kita sendiri kan? Sahabat, mari kita renungkan. Apakah dengan mengeluh, meratapi kesedihan, solusi akan langsung datang? Kesulitan tetap terjadi pada kita kan? Sebagai penutup, sabar dan ikhlas harus menjadi kunci utama hidup yang pertama kita ambil ketika menghadapi masalah dunia. Karena dengan kunci itu, masalah akan terasa ringan dan akhirnya akan membawa kebahagiaan hidup. Jadi lebih baik mari kita biasakan untuk hidup dalam lingkaran keikhlasan dan kesabaran.

 UNTUK YANG SEDANG DALAM BELITAN MASALAH, SIAP MENGAMBIL KUNCI SABAR DAN IKHLAS??

MAUKAH BERSUSAH HATI MEMBUKA “BORGOL” MASALAH DENGAN KEDUA KUNCI TERSEBUT??

SIAP MENUJU LINGKARAN KESABARAN DAN KEIKHLASAN???

ANDA SENDIRI YANG MENENTUKAN^^

MARI BERGERAK, BERDAYAKAN!!!^^



“Ya Allah sesungguhnya kami adalah milik-Mu, dan hanya kepada-Mu lah kami kembali. Robb, berikan hamba nilai berharga dari musibah yang hamba alami dan gantilah dengan sesuatu yang baik.aamiin”


================================================================================
Penulis memohon maaf atas kesalahan, mari saling mengispirasi^^

*artikel karya ASLI dari saya





Tidak ada komentar:

Posting Komentar